Semester Pertama Laba Astra Rp 9,8 Triliun
Otomotif Tetap Penyumbang TertinggiJAKARTA - PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan perbaikan kinerja di tahun pemilu ini. Sepanjang semester pertama, Grup Astra yang masih merupakan penguasa pasar otomotif nasional dan beberapa bisnis di bidang lain mengalami kenaikan pendapatan sebesar 8 persen dan laba bersih naik 11 persen menjadi Rp 9,8 triliun.
Laporan keuangan ASII pada semester pertama yang berakhir Juni 2014 mencatat pendapatan sebesar Rp 101,5 triliun naik 8 persen dibandingkan Rp 94,3 triliun pada periode sama tahun lalu.
Sementara laba bersih tumbuh 11 persen menjadi Rp 9,8 triliun dibandingkan Rp 8,8 triliun pada semester pertama 2013. Laba bersih per saham juga naik 11 persen menjadi Rp 242 per saham.
"Bisnis Grup Astra mencatat hasil yang beragam pada semester pertama tahun 2014 ini meskipun volume operasional masih tinggi. Kinerja keuangan hingga akhir tahun diperkirakan masih baik walaupun kompetisi pada pasar mobil masih tinggi dan harga batu bara diperkirakan masih rendah," kata Presdir ASII Prijono Sugiarto dalam keterangan resminya, kemarin (24/7).
Kegiatan grup Astra fokus kepada enam lini bisnis inti yaitu divisi otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur, logistik dan lainnya, serta teknologi informasi. Divisi otomotif masih memberikan kontribusi terbesar mencapai Rp 4 triliun.
Meski begitu, kontribusi dari divisi otomotif ini mengalami penurunan sebesar 9 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Menurut Prijono, perang diskon yang masih berlanjut di pasar mobil memberi dampak pada turunnya laba bersih meski permintaan kendaraan bermotor tetap naik.
Kontribusi laba bersih dari bisnis grup komponen kendaraan juga mengalami penurunan menyusul turunnya kepemilikan saham perseroan di PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) dari 95,7 persen menjadi 80 persen pada kuartal kedua 2013. AUTO sendiri mengalami penurunan laba bersih sebesar 11 persen menjadi Rp 454 miliar disebabkan oleh turunnya margin manufaktur.
Prijono mengatakan, total penjualan mobil nasional meningkat sebesar 7 persen menjadi 642 ribu unit pada semester pertama. Penjualan mobil grup Astra (Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD Trucks, dan Peugeot) mengalami kenaikan 4 persen menjadi 334 ribu unit, dengan pangsa pasar menurun dari 53 persen menjadi 52 persen.
Sementara itu penjualan sepeda motor nasional naik 7 persen menjadi 4,2 juta unit. Penjualan sepeda motor Honda keluaran PT Astra Honda Motor (AHM) naik 11 persen menjadi 2,6 juta unit dengan peningkatan pangsa pasar dari 60 persen menjadi 62 persen.
Dari divisi jasa keuangna, laba bersih mengalami kenaikan 15 persen menjadi Rp 2,5 triliun. Apabila tidak memperhitungkan keuntungan dari akuisisi 50 persen saham Astra Aviva Life maka laba bersih divisi Jasa Keuangan turun sebesar 5 persen menjadi Rp 2 triliun.
"Pertumbuhan yang kuat terutama dari Federal International Finance tertekan oleh penurunan kontribusi dari Asuransi Astra Buana. Total pembiayaan melalui bisnis pembiayaan otomotif Astra meningkat 11 persen menjadi Rp 30,9 triliun, termasuk pembiayaan melalui joint bank financing without recourse," terusnya.
Sementara itu total kredit yang diberikan melalui pembiayaan alat berat mengalami penurunan 23 persen menjadi Rp 2 triliun akibat penurunan penjualan alat berat. PT Bank Permata Tbk yang 44,6 persen sahamnya dimiliki Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 800 miliar, mengalami penurunan sebesar 2 persen.
Dari divisi alat berat dan pertambangan, laba naik 41 persen menjadi Rp 2 triliun. PT United Tractors Tbk (UNTR) yang 59,5 persen sahamnya dimiliki oleh perseroan, melaporkan kenaikan pendapatan bersih sebesar 11 persen dan peningkatan laba bersih sebesar 42 persen menjadi Rp 3,3 triliun.(gen/agm)
Kontribusi lainnya:
Divisi Agribisnis = laba naik 91 persen menjadi Rp 1,1 triliun
Divisi Infrastruktur dan Logistik = laba turun 23 persen menjadi Rp 171 miliar
Divisi Teknologi dan Informasi = laba naik 53 persen menjadi Rp 84 miliar.