Sendirian di Rumah, Seorang Nenek Tewas Bersimbah Darah
jpnn.com - SEMARANG - Seorang nenek 86 tahun ditemukan tewas bersimbah darah di dalam rumahnya yang berada di Jalan Kentangan Tengah, No 86, Kelurahan Jagalan, Semarang Tengah.
Saat ditemukan Sabtu (27/12) pagi, lansia bernama Ratnawati tersebut sudah terkapar di dekat meja makan dengan wajah penuh luka dan darah berceceran di sekitarnya. Ratnawati diduga telah menjadi korban pembunuhan.
Jasad Cik Tjuk - sapaan akrab Ratnawati - ditemukan tetangga sekitar dan juga kerabatnya sekitar pukul 06.30. Mulanya tetangga korban curiga adanya hal janggal yang terjadi pagi itu.
Sebab, biasanya korban terlihat duduk di depan rumah. Tapi pagi itu korban sama sekali tidak terlihat keluar rumah.
"Biasanya korban duduk di kursi kayu di teras rumahnya. Setiap pukul 06.00 sudah ada di sana dan baru masuk ke rumah setelah beberapa lama duduk di teras," ujar tetangga korban, Cik Shien (68), di lokasi kejadian, kemarin.
Mendapati hal janggal itu, Cik Shien berusaha mencari tahu dengan mengetuk pintu rumah kayu bercat kuning tersebut. Tetapi tidak ada jawaban dari korban. Cik Shien memutuskan menghubungi kerabat korban.
"Korban sudah tua dan hanya tinggal sendiri di rumah. Pas saya ketuk pintu rumah dan tidak ada jawaban, saya langsung telepon saudaranya," lanjut Cik Shien.
Setelah mendapat telepon dari Cik Shien, kerabat korban kemudian saling berdatangan ke rumah yang berjarak sekitar 80 meter dari Jalan MT Haryono tersebut. Sesampainya di lokasi, kerabat korban berusaha masuk ke dalam rumah. Tapi sempat mengalami kesulitan lantaran pintu rumah terkunci, sehingga kerabat dibantu warga mendobrak pintu tersebut.
Begitu pintu terbuka, kerabat korban masuk ke dalam untuk mencari korban. Salah seorang kerabat korban, Ny Basuki, yang ikut masuk mengaku terkejut saat mendapati korban sudah terkapar di dekat meja makan. Apalagi kondisi korban sudah bersimbah darah.
"Awal masuk rumah, televisi masih menyala. Saya cari di kamar tidur tidak ada, lalu saya lihat ternyata dia (korban, red) tergeletak di dekat meja makan. Waktu saya dekati, di wajahnya ada darah dan luka bengkak," terang Ny Basuki terkait kondisi korban saat ditemukan.
Selain mendapati korban tergeletak dan televisi masih menyala, Ny Basuki juga mengatakan kalau kondisi di dalam rumah berantakan. Tetapi dirinya belum mengetahui apakah ada barang yang hilang. "Berantakan semua, tapi belum tahu apa ada barang hilang," jelasnya.
Temuan tersebut kemudian dilaporkan ke aparat kepolisian. Sementara itu warga di sekitar lokasi saling berdatangan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di kampungnya.
Tidak berselang lama, aparat Polsek Semarang Tengah dan Polrestabes Semarang Tengah, tiba di lokasi. Petugas langsung memasang garis polisi di sekeliling rumah. Mulai pagar depan hingga sepanjang gang kecil di samping kanan rumah korban. olah tempat kejadian perkara (TKP) pun digelar.
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono mengatakan, pihaknya menerima laporan sekitar pukul 07.00. Berdasarkan laporan tersebut pihaknya langsung mengerahkan anggota.
Berdasarkan hasil olah TKP, korban mengalami sejumlah luka di bagian wajah. Luka tersebut antara lain luka goresan benda tajam di wajah dan ruas jari tangan kiri. Pun luka bekas hantaman benda tumpul di pelipis kiri korban.
"Dari fisik korban tadi, terlihat ada luka benda tajam di pipi kanan dan jari kiri, serta luka akibat benda tumpul di pelipis kiri. Untuk penyebab kematiannya masih diselidiki tim forensik. Sekarang sudah dibawa ke RS Dr Kariadi," jelasnya didampingi Kasat Reskrim, AKBP Sugiarto, yang turun langsung ke lokasi kejadian.
Terkait indikasi korban tewas lantaran dibunuh, pihaknya mengaku masih melakukan penyelidikan ke arah itu. Terlebih hasil olah TKP menunjukkan selain wajah korban penuh luka, kondisi di dalam rumah juga berantakan.
Oleh karena itu pihaknya juga mengerahkan anjing pelacak milik Unit Satwa (K-9) Polrestabes Semarang untuk menyusuri jejak pelaku.
"Kami juga masih menyelidiki barang-barang di lokasi, termasuk mencari benda yang mengarah atau digunakan pelaku. Belum diketahui apakah ada barang yang hilang, kami masih mintai keterangan pihak keluarga," terangnya.
Adapun anjing pelacak yang dikerahkan untuk mengendus arah kaburnya pelaku sempat menyisir hingga Jalan Kulitan. Bermula dari dalam rumah korban, kemudian keluar ke gang sempit di samping kanan rumah dan berjalan sejauh sekitar 200 meter di Jalan Kulitan.
Bahkan dua kali anjing pelacak itu menunjukkan arah yang sama. "Kami coba dua kali dengan benda berbeda, arahnya sama," ungkap Djihartono. (har)