Senior Alumni IPB Ini Diminta Koreksi Diri
“Capaian ini sebagian besar adalah prestasi petani yang lahannya sempit, modal terbatas, sebagian miskin.
"Bukankah ini suatu prestasi kerja yang hakiki anak bangsa? Itu lah pertanian kita sesungguhnya. Ataukah menurut kakak disebut pertanian maju apabila didominasi pemodal besar, teknologi tinggi tapi meninggalkan rakyat petani kecil. Apakah kemajuan pertanian haruskah ditandai juga dengan penyelenggaran event pameran? Dimana rasa berbangsa-bernegara kita kalo pandangan seperti itu,” ungkap Rico.
"Sesungguhnya negara ini ada adalah mampu untuk melindungi yang kecil dan mensejahterakan rakyat yang kurang mampu, bukan rebutan ingin menjadi direksi di BMUN ataupun memimpin instansi,” imbuhnya.
Rico menambahkan sebagai seorang akademisi, seharusnya Rifda tidak berpikir sempit tentang eksistensi sebagai alumni.
Negara ini boleh dipimpin oleh alumni perguruan tinggi dari mana saja atau orang apa saja.
Utamanya adalah yang mempunyai kemampuan, integritas tinggi untuk negara, bersih, loyal kepada merah putih dan memiliki cita-cita tinggi untuk menyejahterakan petani dan menjadikan pangan Indonesia yang dapat menghidupi dunia.
“Karena itu, luruskan bisnis Kakak Rifda sesuai niat yang murni untuk kemajuan pertanian Indonesia. Agrinex yang sudah 11 tahun diselenggarakan bukan hanya jual lapak pameran dengan memaksa-maksa instansi, BUMN dan swasta besar untuk menyewa atau mensponsori pameran. Walaupun kakak dalam hal ini pasti membantah tapi berbagai sumber bicara demikian. Tolong pameran itu harusnya mempromosikan hasil kerja petani kecil, menengah, dan koperasi,” ujarnya.
Oleh karena itu, Rico berharap Rifda tidak mencari “panggung” dengan mengatasnamakan petani dan pertanian Indonesia.