Sepatu Dahlan Hilang dari Peredaran, Penulis Novel Kecewa
jpnn.com - JAKARTA - Hilangnya film 'Sepatu Dahlan' di sebagian besar bioskop di Indonesia disayangkan oleh penulis novel Sepatu Dahlan, Khrisna Pabichara. Padahal dia berharap anak-anak di Indonesia bisa menonton film yang mengisahkan masa kecil seorang Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.
Menurutnya, di film berdurasi 98 menit itu banyak pesan yang dapat dicontoh oleh anak-anak saat ini. Di mana kesulitan dan kemiskinan bukan jadi penghalang maupun alasan untuk meraih cita-cita.
"Saya pribadi sangat berharap film ini ditonton banyak orang, biar ketabahan dan kegigihan tertular pada semakin banyak orang. Makin banyak, makin baik," terang dia pada JPNN, Senin (21/4).
Khrisna juga sempat berujar agar film 'Sepatu Dahlan' ini bisa ditonton dengan menggunakan layar tancap. Terutama di kota yang anak-anaknya kesulitan untuk menjangkau bisokop ataupun mereka yang kurang mampu.
"Nanti kalau selesai tayang (di bioskop), film ini juga harus diputar di layar tancap, biar anak-anak dari Sabang sampai Merauke yang tidak punya uang untuk nonton ke bioskop bisa sama-sama nonton ini. Kalau perlu sampai ke Papua," tukas pria berkacamata itu.
Mengenai hilangnya film tersebut di sebagian besar bioskop, Khrisna tak mau berprasangka buruk. Padahal, jika dibanding dengan tiga film yang dirilis bersamaan pada 10 Maret 2014 yakni Crush dan Jalanan, film 'Sepatu Dahlan' berada di posisi teratas.
Menurut situs filmindonesia.or.id, selama seminggu tayang, film Sepatu Dahlan mampu meraup 51.619 jumlah penonton, sementara film Crush yang diperankan oleh Cherrybelle meraup 29.292 penonton.
Sedangkan film Jalanan meraih 2.411 penonton. Film 'Sepatu Dahlan' mulai menghilang di beberapa bioskop Indonesia sejak Kamis, 17 April 2014. Hingga saat ini belum diketahui secara pasti mengapa film 'Sepatu Dahlan' itu menghilang di bioskop.(chi/jpnn)