Seperti ini Mitra Go-Jek Memaknai Pekerjaannya
“Mereka melihat hidup menjadi lebih bermakna karena dengan menjadi mitra Go-Jek, mereka bisa membantu banyak orang dan menebarkan kebaikan. Dalam konteks industri digital yang menganut sistem kemitraan seperti Go-Jek, makna kerja menjadi penting karena setiap orang punya pilihan dan otonomi dalam bekerja, yang mana ini lebih memberdayakan mitra,” kata Bagus.
Berdasar pengukuran kepuasan hidup mitra yang menggunakan instrumen The Satisfaction with Life Scale (SWL) dari Pavot dan Diener (2013), skor rata-rata kebahagian mitra yang ditemukan pada penelitian ini adalah 24,3 dari skala maksimal 35.
"Artinya, secara umum mitra Go-Jek tergolong cukup puas dengan hidupnya yang menjadi lebih baik dan merasa bahagia," jelasnyal
Dia menyatakan, keadaan mitra Go-Jek yang bahagia bisa membuat mereka tetap semangat memperbaiki hidup sehingga bisa naik tangga kelas ekonomi dan sosial.
Dengan menggunakan konsep well-being dari Martin Seligman, penelitian ini menemukan bahwa para mitra Go-Jek mengalami unsur-unsur kebahagiaan.
“Perlakuan Go-Jek yang baik terhadap mitra dapat menjadi inspirasi untuk pemain lain di industri yang sama agar memperlakukan mitra sebagai bagian yang integral pada bisnis dan tidak hanya sebatas kepentingan finansial,” tutup Bagus.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang melibatkan sebanyak 201 orang mitra Go-Jek (109 laki-laki dan 92 perempuan) dari layanan Go-Ride (pengemudi roda dua); Go-Car (pengemudi roda empat); Go-Food (merchant).
Kemudian Go-Massage (talent jasa pijat); Go-Clean (talent jasa kebersihan); dan Go-Auto (talent jasa otomotif), dari sembilan kota yaitu Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Balikpapan, Makassar, dan Palembang. Mitra yang menjadi responden penelitian adalah mereka yang aktif di Go-Jek selama enam bulan terakhir.(chi/jpnn)