Sepertinya Ada Skenario Playing Victim soal Prabowo Jumatan di Semarang
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Karyono Wibowo menilai kubu Prabowo Subianto - Sandiaga S Uno memainkan skenario playing victim untuk menarik simpati publik. Penilaian itu didasari polemik tentang kabar Prabowo ditolak melaksanakan salat Jumat di Masjid Agung Jawa Tengah Semarang.
Karyono menyebut polemik tersebut merupakan skenario untuk mereduksi informasi guna memainkan perasaan masyarakat. Dia lantas mencontohkan pernyataan Ketua Masjid Agung Semarang KH Hanief Ismail yang mewanti-wanti agar masjid tidak dijadikan tempat berpolitik, tetapi justru direduksi menjadi larangan bagi Prabowo melaksanakan salat Jumat.
“Pernyataannya direduksi oleh pihak tertentu menjadi seolah-olah ketua takmir masjid tersebut melarang Prabowo Subianto melaksanakan salat Jumat di Masjid Agung Semarang," kata Karyono, Jumat (15/2).
Karyono menuturkan, Kiai Hanief tidak melarang Prabowo melaksanakan salat Jumat di Masjid Agung Semarang. Sebab, tidak ada larangan bagi muslim mana pun beribadah di masjid yang berlokasi di Kauman, Semarang itu.
Namun, kata Karyono, belakangan justru beredar selebaran undangan untuk salat Jumat bareng Prabowo di Masjid Agung Semarang. Karena itu Karyono memaklumi kekhawatiran Kiai Hanief.
"Maka wajar jika KH Hanief Ismail merasa khawatir ada politisasi masjid dan salat Jumat untuk kepentingan pencitraan. Karena sadar, masjid sebagai tempat ibadah tidak boleh digunakan untuk kampanye maka takmir masjid tersebut menyatakan keberatan kuatir salat Jumat digunakan untuk kepentingan kampanye," ungkapnya.
Direktur Indonesia Public Institute (IPI) itu menduga strategi tersebut merupakan upaya untuk memainkan politik playing victim. Tujuannya adalah membangkitkan emosi dan mendapatkan simpati masyarakat.
"Sehingga masyarakat berempati dan bersimpati kepada pihak yang membuat skenario tersebut," jelas Karyono.(jpc/jpg)