Sesenggukan, Cerita Ditendang dan Dipukul Abu Sayyaf
jpnn.com - JAKARTA – Kekejaman kelompok Abu Sayyaf faksi Alden Bagade juga diceritakan Lorens, salah satu dari empat WNI yang sudah dibebaskan.
Selama masa penyanderaan, lanjutnya, jatah makan yang sangat sederhana itu hanya diberikan selama dua hari sekali. Keempat WNI itu bahkan harus memakan makanan tersebut dalam kondisi satu tangan terikat.
Pelaut asal Sorong Papua Barat ini bercerita, selama hampir satu bulan disandera, kelompok Abu Sayyaf juga sering melakukan kekerasan fisik. Seperti dipukul dan ditendang.
’’Hanya beberapa kali saja. (pemukulan) enggak terlalu lah,” ingatnya, sesenggukan, di Gedung Pancasila, Kemenlu, Jakarta, kemarin.
Lorens menuturkan, kapal kelompok penyandera tidak pernah menetap di satu tempat. Selalu berpindah-pindah. Setiap hari, dia dijaga sekitar 20 orang bersenjata lengkap.
Hanya saja, dia tak bisa menjelaskan secara rinci ke mana saja lokasi yang menjadi tempat persinggahan kelompok separatis tersebut. ”Kondisi di tempat sandera itu memang sangat luar biasa,” ujarnya. (bil/tyo/far/sof/sam/jpnn)