Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Setoran Rp 20 Miliar? Bamsoet: Weleh, Mau Rampok di Mana?

Rabu, 13 April 2016 – 12:54 WIB
Setoran Rp 20 Miliar? Bamsoet: Weleh, Mau Rampok di Mana? - JPNN.COM
Bambang Soesatyo. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Bendahara Umum DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo termasuk orang yang bisa menerima ide calon ketua umum partainya harus menyetor uang sumbangan ke panitia. Namun dia menilai kurang patut bila nominalnya mencapai Rp 20 miliar.

Menurut politikus Golkar yang akrab disapa Bamsoet, panitia Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar di Bali, 7 Mei mendatang bisa jadi terinspirasi konsep gotong royong di HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), yang meminta kandidat ketum menyumbang. 

Namun, kondisinya berbeda antara kandidat di HIMPI yang merupakan para pengusaha tajir. Itupun, sumbangan yang diminta hanya berkisar Rp 1- 3 miliar. Sedangkan caketum partainya mayoritas menjabat anggota dewan, hingga mantan kepala daerah, diminta menyediakan Rp 20 miliar. 

"Bagi kami ini bukan soal mampu atau tidak mampu memenuhi ketentuan tersebut.  Tapi soal patut atau tidak patut. Kalau jumlahnya wajar dan tidak sefantastis itu, kami dapat memakluminya. Tapi kalau benar sampai sebesar itu weleh...weleh...," jawab Bamsoet saat dikonfirmasi pada Rabu (13/4).

Bila sumbangan yang diharuskan mencapai Rp 20 miliar, lanjutnya, para kandidat caketum Golkar yang rata-rata wakil rakyat maupun kepala daerah harus merampok apa untuk mendapatkannya. Karenanya Bamsoet memandang ide tersebut kemunduran bagi partai sebesar Golkar. 

Kalau alasan untuk menghindari money politic, kata pendukung Ade Komarudin, itu alasan yang mengada-ada. Tapi bila panitia butuh dana untuk penyelenggaraan, akan lebih baik berterus terang kepada kandidat. 

"Saya yakin para kandidat rela dan iklas patungan. Kalau kebijakan itu (setor Rp 20 miliar) benar-benar dilksanakan, itu sama saja para calon atau kandidat disuruh merampok atau korupsi hehehe," pungkasnya.(fat/jpnn)

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News