Sharmila Yahya: Koperasi Digital Memberdayakan Perempuan
jpnn.com, JAKARTA - Imbauan Presiden Joko Widodo yang meminta koperasi untuk memanfaatkan teknologi digital dalam mengembangkan usahanya, ditanggapi positif Induk Koperasi Pengusaha Wanita Indonesia (Inkowapi).
Ketua Umum Inkowapi Sharmila Yahya mengatakan, internet membawa perubahan dunia yang revolusioner.
"Semua terhubung dan terkoneksi menjadi satu. Jika koperasi tidak masuk ke dalam dunia digital, maka akan ditinggalkan perkembangan bisnis online," kata Sharmila ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Dlam hal ini, lanjut Sharmila, ada tiga hal yang menjadi perhatian Inkopwapi, yakni pendidikan usaha, permodalan, dan sistem teknologi informasi (IT System).
"Inkowapi menyiapkan mesin point of sales (PoS) yang terintegrasi dengan electronic data capture (EDC). Jadi, pemilik warung bisa mencatat transaksi pembelian penjualan sembako dan barang daganganan lainnya langsung di mesin tersebut," jelas Sharmila.
"Dengan catatan transaksi pembelian dan penjualan yang rapi, pengusaha warung dapat melihat barang mana saja yang 'fast moving'," lanjutnya.
Saat ini, lanjut Sharmila, Inkowapi juga telah bekerjasama dengan berbagai pihak sehingga warung dapat melayani transaksi pembelian pulsa telepon, pembayaran tagihan air, pajak bumi dan bangunan hingga pembayaran iuran BPJS.
"Tujuan jangka panjang dari program digitalisasi koperasi ini adalah untuk mengingkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang pemberdayaan ekonomi perempuan," jelasnya.
Diketahui, Inkowapi telah melatih lebih dari 3.000 anggota untuk pengelolaan warung secara digital bekerjasma dengan Sahabat Usaha Rakyat (SAHARA) dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan warung. Hingga saat ini Inkowapi memiliki 3 juta anggota yang tersebar diseluruh Indonesia.
"Saat ini program yang sedang berjalan adalah pendataan dan pembinaan warung tradisonal yang dikelola oleh para peremuan di beberapa provinsi antara lain, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur. Kami menjadikan warung tradisional yang dikelola sebagai warung digital alias 'warung zaman now'," tandasnya. (mg7/jpnn)