Si Playboy Itu Bisa Jadi PM
Oleh Dahlan IskanDalam pemilu ketiga, Partai Insyaf memperoleh 30 kursi. Sudah mendekati partainya Bhutto: 42 kursi. Meski masih jauh dari partainya Nawaz: 166 kursi.
Imran praktis menyulap diri: dari sosok atlet ke sosok politisi. Dari playboy ke sosok dermawan. Dari citra kawin cerai ke penegakan demokrasi. Dengan 30 kursi Imran memilih menjadi tokoh oposisi. Terhadap pemerintahan Nawaz.
Sepanjang tahun Imran terus menentang Nawaz. Yang sebenarnya sangat kuat. Partainya hanya kurang 15 kursi untuk membentuk pemerintahan. Tidak perlu merangkul partai lain. Yang hanya akan menyulitkan pemerintahannya.
Kekurangan 15 kursi itu dia tutup dengan cara simple: merangkul 19 kursi independen.
Hasil Pemilu 2013 itu merupakan pemerintahan terkuat dalam sejarah Pakistan. Semua program ekonomi lancar. Jalan tol dibangun. Telekomunikasi maju. Tidak ada lagi byar-pet.
Tapi Imran menyerang Nawaz dari sisi lain: korupsi. Kena. Tahun 2016 Nawaz ditangkap. Ia lari. Ke London. Putrinya, Maryam, memang punya rumah di London.
Pengadilan terhadap Nawaz dilakulan in absensia. Tanpa kehadiran terdakwa. Maryam juga jadi terdakwa. In absentia.
Tahun lalu Nawaz dijatuhi hukuman 10 tahun. Maryam 7 tahun. Masing-masing ditambah denda.