Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Sia dan Rahasia di Balik Wig

Senin, 22 Februari 2016 – 06:06 WIB
Sia dan Rahasia di Balik Wig - JPNN.COM
Sia Furler. Foto: www.abc.net.au

jpnn.com - LOS ANGELES – Banyak yang mengenal nama Sia Furler atau Sia, 40, lewat lagu Titanium atau Chandelier. Padahal, karir musisi kelahiran Australia tersebut dimulai jauh sebelum itu. Dia telah melalui perjalanan panjang sebagai seorang musisi. Hingga akhirnya memutuskan menyembunyikan wajahnya dengan wig saat tampil di publik.

Sia yang mengawali karir dari jalur indie merupakan seorang genius di balik lagu-lagu hit Beyonce, Rihanna, Katy Perry, hingga Celine Dion. ’’Aku bisa menulis lirik dan mengomposisi melodi 20 hingga 30 lagu per minggu,’’ ucapnya sebagaimana dikutip Rolling Stone.

Namun, Sia, rupanya, punya masalah dengan ketenaran. Popularitas sebenarnya bukanlah hal baru buatnya. Dia menjadi musisi tenar Australia sejak pertengahan 1990 dengan band beraliran acid jazz, Crisp.

Setelah bubarnya band tersebut pada 1997, Sia berencana pindah ke London bersama sang kekasih, Dan. Namun, rencana tersebut terpaksa dikubur dalam-dalam. Dan meninggal dalam sebuah kecelakaan jalan raya. 

’’Aku sangat hancur setelah kepergian Dan. Aku masih bisa berpikir, merasa dicintai, namun aku benar-benar mati rasa,’’ paparnya sebagaimana dikutip harian Australia The Sunday Times pada 2007.

Kepada James Corden ketika menjadi bintang tamu Carpool Karaoke pada Selasa (16/2), dia menjelaskan ’’pelariannya’’ lewat alkohol, obat-obatan, serta menciptakan lagu yang tak terhitung jumlahnya.

Ketenaran bak monster yang perlahan menghancurkan, sebagaimana diungkap Sia dalam esai My Anti-Fame Manifesto, yang ditulisnya untuk Billboard pada 2013. Untung, pelantun Titanium itu segera menemukan titik balik. Sahabat dan manajer Sia membantunya keluar dari depresi. Momen pernikahan dengan filmmaker spesialis dokumenter Eric Anders Lang pada 2014 juga membantunya bangkit.

Lalu, pada 2015, dia mulai menyembunyikan wajahnya dengan wig. Begitulah caranya agar memiliki privasi. ’’Aku tidak pakai wig kalau tidak ada kamera di sekitarku,’’ ungkapnya. (fam/c19/jan/flo/jpnn)

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News