Siap-siap Saat Si Merah Menyapa
Pemilihan pembalut yang tepat juga bertujuan mengurangi risiko iritasi. Namun, memang hal ini tak berlaku pada sembarang orang. ’’Semua bergantung jenis kulitnya,’’ ujar dr Bertha Susanna Syah SpKK, spesialis kulit dan kelamin RSK St Vincentius A Paulo.
Hal terpenting, ujar Bertha, adalah pemilihan pembalut yang senantiasa nyaman dan tidak lembap. Pembalut berdaya serap rendah cenderung mengakibatkan banjir dan menjadi sasaran empuk bakteri. ’’Itu yang bikin gatal dan iritasi,’’ ujarnya.
Jangan Sekadar Pakai Pembalut
HAID dan pembalut memang tak terpisahkan. Alkisah, ribuan tahun lalu para perempuan telah mengubek-ubek isi alam untuk menciptakan jenis pembalut sesuai zamannya. Mulai penggunaan serat papyrus, rerumputan kering, dedauan, bulu hewan, wol, dan macam-macam. Yang penting fungsinya tercapai, menyerap darah kotor yang dikeluarkan tubuh setiap bulan.
Kini, tentu lebih modern. Berbagai merek dan jenis pembalut terpajang dan siap dipilih. Tak perlu repot-repot membuntal kain atau mencari daun dan rumput. Pembalut modern menawarkan banyak kemudahan dan efisiensi.
Di balik bentuknya yang beragam, bermacam pertimbangan juga dipilih setiap perempuan untuk pemenuhan kebutuhan yang satu ini. Irien Permatasari salah satunya. Perempuan 30 tahun itu mengaku lebih mengutamakan ukuran (panjang) saat memilih pembalut.
’’Panjangnya bisa sampai 35 cm,’’ ujar perempuan yang berprofesi sebagai model itu. Walau ukuran pembalut yang panjang lazimnya dipakai perempuan menjelang tidur, Irien mengaku lebih nyaman dan aman saat memakainya di siang hari.
’’Selain panjang, saya pasti pilih yang ada wings-nya. Dan satu lagi, non-perfume,’’ ungkap ibu satu anak itu. Pembalut non-perfume, ungkap dia, dipilih untuk meminimalkan penggunaan bahan kimia yang banyak ditemui dalam produksi pembalut.