Siapa di Belakang 161 DPC Demokrat?
jpnn.com - JAKARTA - Wasekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan menjelaskan bahwa pencopotan 161 ketua DPC itu tidak ada hubungannya dengan kongres. Proses pergantian pimpinan partai di level kabupaten dan kota itu juga sesuai dengan prosedur.
Yakni Pengurus Anak Cabang (PAC) menyampaikan mosi tidka percaya pada ketua DPC. Pernyataan itu diteruskan ke DPD Partai Demokrat. Pengurus di level provinsi itu memberikan surat keterangan atas laporan PAC itu ke DPP. "Jadi gak ada ceritanya ujug-ujug mem-plt-kan orang," jelasnya, kemarin.
Menurut dia, manuver yang dilakukan oleh Kaukus Penyelamat Partai itu disebabkan momen mendekati kongres Partai Demokrat. Gerakan itu bertujuan mengacaukan forum tertinggi partai berlambang mercy itu. Ke 161 orang itu sudah mengancam akan hadir di dalam kongres tersebut.
Kecurigaan mulai pun muncul. Ada informasi yang menyebutkan bahwa gerakan mereka di back up oleh politisi Demokrat yang tidak ingin SBY kembali menjadi ketua umum.
Menanggapi ancaman itu Ramadhan mengaku tidak takut. Mantan anggota DPR itu mengaku ke 161 orang itu tidak akan bisa masuk ke arena kongres. Sebab mereka tidak diundang dan pengamanan akan sangat ketat.
Selain itu, mereka sudah tidak lagi mempunyai hak suara karena ketika dicopot otomatis hak suara mereka hilang. "plt yang mempunyai hak suara," paparnya.
Sedangkan terkait adanya back up dari kader Demokrat yang tak mau SBY kembali jadi ketum, sampai kini Ramadhan belum mendengar isu tersebut. Jika memang ada skenario seperti itu, Ramdhan mengatakan orang tersebut tidak ingin melihat Demokrat kembali menjadi partai besar.
Lebih lanjut, dia mengajak kader-kader Demokrat yang kini menjadi penantang SBY untuk sadar diri. Menurut pria yang dulunya berprofesi sebagai wartawan itu, Gede Pasek Suardika, dan Marzuki Alie menjadi tokoh besar tak lepas dari jasa dari suami Ani Yudhoyono.
"Gede Pasek jadi ketua komisi III dan Pak MArzuki jadi ketua DPR. Itu semua jasa pak SBY," terangnya. (aph)