Siswi Ini Mengaku Terbiasa Digauli Usai Ngelem
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan (narkoba), bahkan perilaku seks bebas di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, makin hari makin mengkhawatirkan. Bahkan saat ini telah merambah para pelajar di berbagai jenjang pendidikan.
DI Kabupaten Belitung Timur (Beltim), 15 pelajar dari salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Gantung, harus mendapat pembinaan yang lebih intensif. Belasan siswa yang 9 di antaranya perempuan tersebut, diketahui menyalahgunakan lem aibon dan obat batuk komix agar mabuk. Bahkan dalam keadaan "fly", beberapa di antara anak baru gede ini kemudian berhubungan intim.
Sedangkan di Kabupaten Bangka Tengah, hasil tes urine yang dilakukan Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Bateng terhadap para pelajar SLTA, 5 orang pelajar pun terindikasi positif menggunakan narkoba jenis sabu. Satu diantara 5 pelajar tersebut adalah perempuan.
Di Kecamatan Gantung Beltim, kasus belasan pelajar yang menyalahgunakan obat-obatan ini terungkap setelah 5 pelajar kelas 8 SMP di Kecamatan Gantung tersebut terjaring razia Satpol PP Beltim, Selasa (4/11) pagi. Kelima siswa terdiri 3 laki-laki dengan inisial DL (14), RZ (14), dan BB (14), dan 2 perempuan dengan inisial AN (14) dan AJ (14). Mereka bolos tidak mengikuti apel pagi, Selasa (4/11).
Dari 5 siswa tersebut, 3 siswa tertangkap tangan sedang memakai Aibon di hutan belakang sekolah. Sedangkan 2 siswi lainnya saat tertangkap, memang sedang tidak memakai aibon maupun komix. Namun mereka mengakui pernah beberapa kali menyalahgunakan lem maupun obat tersebut.
Ironisnya, kepada wartawan, DL dan RZ mengaku biasa digauli oleh pacarnya jika sudah dalam kondisi mabuk akibat Komix dan Aibon.
Setelah menggali informasi lebih dalam, para guru sekolah yang bekerja sama dengan Satpol PP Beltim berhasil mengumpulkan total 15 siswa yang diketahui pernah mengkonsumsi Komix dan Aibon di lingkungan sekolah.
Dalam penyelesaian kasus, 15 siswa ini dibagi menjadi dua, yaitu 10 pelajat (3 siswa dan 7 siswi) dilakukan pembinaan di sekolah dengan memanggil orang tua masing-masing. Sedangkan 5 sisanya (2 siswi dan 3 siswa) dibawa ke kantor Satpol PP untuk kemudian dilakukan pembinaan khusus di panti rehabilitasi Pemkab Beltim. (sue/obh)