Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Skenario Terburuk, Ekonomi Tumbuh 4,3 Persen

Proyeksi Bank Dunia

Kamis, 02 Januari 2014 – 06:11 WIB
Skenario Terburuk, Ekonomi Tumbuh 4,3 Persen - JPNN.COM

jpnn.com - JAKARTA - Konsumsi domestik masih menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena itu, menyusutnya konsumsi domestik diproyeksi bakal menarik pertumbuhan ekonomi di level rendah.

Ekonom Utama Bank Dunia di Indonesia Ndiame Diop mengatakan, Bank Dunia memproyeksi ekonomi Indonesia bakal tumbuh 5,3 persen pada 2014. 'Tapi kalau konsumsi domestik melemah signifikan, maka ekonomi hanya akan tumbuh di level 4,3 persen,' ujarnya dalam laporan Bank Dunia kemarin (1/1).

Menurut Diop, Bank Dunia membuat tiga skenario pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 dengan konsumsi domestik dan investasi sebagai dua variabel utama. Pertama, dasar perhitungan atau baseline yang memproyeksi konsumsi masyarakat (private consumption) bakal tumbuh 4,9 persen dan investasi tumbuh 4,4 persen. Dengan asumsi tersebut, maka ekonomi Indonesia diproyeksi tumbuh 5,3 persen.

Skenario ke dua, konsumsi domestik sedikit melemah yang ditandai dengan pertumbuhan konsumsi masyarakat sebesar 4,4 persen dan investasi 3,9 persen. Dengan asumsi tersebut, ekonomi Indonesia diproyeksi tumbuh 4,7 persen.

Skenario ke tiga, konsumsi domestik melemah signifikan dengan indikator konsumsi masyarakat hanya mampu tumbuh 3,9 persen dan investasi 3,4 persen. Dengan asumsi tersebut, maka ekonomi diproyeksi hanya akan tumbuh 4,3 persen.

Diop mengatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup sensitif dengan outlook investasi. Jika rating investasi turun, maka aliran modal masuk (capital inflow) bisa melemah dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah.

Jika ditambah dengan kenaikan suku bunga kredit, maka kepercayaan konsumen bisa tergerus dan melemahkan profitabilitas perusahaan. Hal itu pun akan berimbas pada menyusutnya konsumsi masyarakat. "Jika itu terjadi, maka akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi karena konsumsi masyarakat memegang porsi 55 persen dari total belanja ekonomi," katanya.

Diop mengatakan, pemerintah Indonesia bisa meredam potensi pelemahan konsumsi domestik. Caranya, dengan tidak hanya fokus menekan impor, tapi mendorong ekspor dan mengamankan penanaman modal asing langsung atau foreign direct investment (FDI). "Risiko yang dihadapi ekonomi 2014 memang besar, karena itu Indonesia harus fokus pada program yang pro pertumbuhan," ucapnya. (owi)

JAKARTA - Konsumsi domestik masih menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena itu, menyusutnya konsumsi domestik diproyeksi bakal menarik

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close