Skotlandia Ingin Merdeka dari Britania Raya
jpnn.com, GLASGOW - Penangguhan Brexit hingga 31 Oktober memicu keributan di dalam negeri. Salah satunya, Negara Bagian Skotlandia. Perdana Menteri Skotlandia Nicola Sturgeon mengangkat wacana untuk memerdekakan diri dari Britania Raya.
Sturgeon mengungkapkan bahwa rakyat di wilayah dengan legenda monster Loch Ness itu sudah berada di titik nadir. Mereka ingin lepas dari kerajaan yang terus memanjangkan waktu ketidakpastian mereka.
''Saya akan berpikir selama liburan Paskah. Tapi, saya merasa bahwa rakyat percaya kemerdekaan Skotlandia adalah masa depan paling baik,'' ujarnya kepada Daily Express.
Soal berpisah dengan Inggris, rakyat belum mencapai satu suara. Memang, lima tahun lalu, Skotlandia mengadakan referendum sendiri untuk memutuskan berpisah dengan Inggris. Namun, 55 persen menolak usulan tersebut.
BACA JUGA: Maju Mundur Brexit Bikin Produsen Peta Menjerit
Sepertinya, sikap itu berubah. Namun, alasan mereka berbeda. Ada yang ingin merdeka untuk bertahan di Uni Eropa. Ada yang ingin keluar dari semua kendali. ''Kami berkomitmen penuh untuk kemerdekaan Skotlandia dari Eropa,'' tegas Menteri Skotlandia untuk urusan Eropa, Imigrasi, dan Pengembangan Internasional Ben Macpherson dilansir Agence France Presse.
Soal Brexit, Macpherson bertentangan dengan atasannya, Sturgeon. Sedangkan Sturgeon memihak kepada 60 persen rakyat yang menolak Brexit. Merekalah yang saat ini berubah sikap dari menentang kemerdekaan dari Inggris menjadi mendukung.
''Saya kenal banyak orang yang dulunya mendukung Inggris. Tapi, karena mereka muak dengan Brexit, mereka berubah pikiran,'' ujar Mary Cryan, salah seorang penduduk lokal Edinburgh. (bil/c17/sof)