Skuat Timnas Senior Mulai Temukan Chemistry
SIDOARJO - Performa timnas senior mulai menunjukkan perbaikan. Menghadapi timnas Malaysia di stadion Delta Sidoarjo kemarin (14/9) petang Hamka Hamzah dkk menang 2-0 (0-0). Kemenangan itu berkat perubahan gaya bermain timnas setelah turun minum.
Masuknya Firman Utina menggantikan Irfan Bachdim di babak kedua menjadi titik balik permainan Garuda"julukan timnas senior. Meski kurang optimal memberikan suplai bola ke lini depan, pergerakannya mampu memecah perhatian bek Malaysia yang dikomandoi Shukor Adan.
Terbukti dua sayap Indonesia semakin gencar melancarkan serangan. Zulham Zamrun dan Risky Pora di sisi kiri Indonesia sukses merepotkan pertahanan Harimau Malaya -julukan timnas Malaysia.
Pada menit ke-64, aksi individu Risky diakhiri dengan umpan crossing ke daerah pertahanan Malaysia. Azmi Muslim, salah satu bek Malaysia yang bermaksud membuang bola, malah masuk ke gawang yang dikawal Azizon Abdul Kadir, kiper gaek yang baru kembali ke timnas Malaysia.
Celah di sisi kanan pertahanan Malaysia tampaknya dipahami betul timnas Indonesia. Toni Sucipto yang menggantikan Risky Pora memberikan umpan matang kepada Samsul Arif yang mampu dikonversi menjadi gol via sundulan terarahnya pada menit ke-88." Gol tersebut menutup laga tersebut dengan skor 2-0 untuk Indonesia.
Malaysia sebenarnya bukan tanpa perlawanan. Mereka cukup mendominasi permainan di lima menit awal babak pertama. Selanjutnya permainan" mereka menurun setelah paro kedua.
"Ini merupakan pengalaman pertama saya sebagai pelatih menghadapi timnas Indonesia. Kekalahan ini akan menjadi modal kami untuk melakukan evaluasi selanjutnya," ujar Dollah Saleh, pelatih timnas Malaysia.
Dollah menjelaskan bahwa formasi Indonesia yang berubah-ubah membuat serangan dan pertahanan Malaysia kurang fokus. Terlebih di babak kedua.
Kurang kreatifnya lini tengah mereka memenangkan duel dengan gelandang Indonesia membuat Malaysia kehilangan penguasaan bola. "Formasi Indonesia berubah-ubah, itu menyulitkan kami dalam melakukan penjagaan," jelasnya.
Sementara itu, Riedl mengakui waktu empat hari berlatih di Sidoarjo tim asuhannya sudah mulai mendapatkan chemistry. "Ini berbeda dengan persiapam kami saat melawan Yaman di Jogjakarta lalu," katanya. Dia pun cukup puas dengan permainan timnas Indonesia.
Meski demikian, evaluasi masih perlu dilakukan Riedl. Terutama di lini belakangam yang terlihat ada sedikit masalah komunikasi. Antara kiper dan pemain bertahan Indonesia. Hal tersebut akan menjadi bahan untuk perbaikan pelatih asal Austria tersebut. "Evaluasi masih berlaku untuk semua lini, khususnya koordinasi di lini belakang," tegasnya.
Riedl mengungkapkan bahwa permainan seperti kemarinlah yang diharapkan bisa ditampilkan skuad timnas saat melawan Yaman. "Tim ini masih belum bisa menjadi patokan untuk Piala AFF 2014 di Vietnam mendatang," katanya.
Di tempat yang sama kapten timnas, Hamka Hamzah menjelaskan bahwa rekan-rekannya sudah menunjukkan kemampuan terbaiknya. "Kami sudah bersaing ketat untuk mendapatkan posisi di timnas Indonesia," timpalnya. (nap/ko)