Soal Keraton Jogja, Faktor Supranatural Harus Dipahami
jpnn.com - JAKARTA - Mantan Ketua Tim Kerja RUU Keistimewaan Yogyakarta Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Paulus Yohanes Sumino meminta semua pihak tidak memanaskan Sabda Raja Sultan Yogyakarta.
"Yang penting jangan dikompori dulu. Begitu juga Menteri Dalam Negeri jangan juga mudah dipanas-panasi soal Sabda Raja Yogyakarta ini," kata Paulus Yohanes Sumino, dalam diskusi Memaknai Sabda dan Dhawuh Sultan Yogyakarta di Gedung DPD, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (13/5).
Menurut Paulus, untuk memahami sabda raja tidak cukup hanya berbekal akal sehat. Faktor lainnya seperti supranatural dan dimensi sejarah yang dimiliki Jogjakarta harus juga dipahami. Setelah itu, sambung Paulus, baru diletakkan dalam kerangka ketatanegaraan.
Dia mendesak DPD RI harus berada di garda terdepan dalam memberikan kontribusi terhadap penyelesaian masalah sabda tersebut. "Jangan DPR yang di depan karena nantinya diberi bobot politis yang sangat berat. Itu domainnya DPD RI," tegas Paulus.
Dia menambahkan, pergantian Buwono menjadi Bawono juga memiliki konsep yang jelas. Yakni, soal visi. Buwono maknanya jagad kecil, sementara Bawono jagad besar.
"Artinya semua nilai-nilai kebaikan yang selama ini ada dan berlaku di Yogyakarta ingin diperluas secara nasional. Sultan ingin memberi sinar secara lebih luas," tegas Paulu. (fas/jpnn)