Sori, Kami Rileks Dua Hari demi Memacu Diri
Salah satu reporter kami, Fathan Sinaga menceritakan betapa menjengkelkan ketika awal-awal masuk JPNN sudah dijejali berbagai penugasan. “Saya sempat marah dan mau keluar dari JPNN,” tutur bujangan asal Sumatera Utara itu.
Namun, akhirnya Fathan menyadari berbagai penugasan itu justru membentuknya menjadi reporter militan. Bahkan jurnalis yang sempat menjadi kontributor media asing itu betah di JPNN.
“Mengambil keputusan saat marah bukanlah hal baik. Ternyata di JPNN ini saya ditempa. Bagi saya saat ini JPNN is the best,” ujar peraih penghargaan reporter terbaik JPNN itu.
Adapun sesi yang sangat dinanti dalam family gathering itu adalah gala dinner pada Sabtu (11/8) malam. Dua biduanita ibu kota, Irma Darmawangsa dan Uci Sucita mengiringi makan malam di tepi pantai tersebut.
Alunan musik dari organ tunggal yang sesekali ditingkahi debur ombak menambah keceriaan. Panggung terbuka dengan latar cakrawala laut dan langit malam bertabur bintang melengkapi keceriaan malam itu.
Dalam gala dinner itu pula ada pemberian penghargaan untuk karyawan JPNN. Ada penghargaan untuk reporter paling produktif, reporter terbaik, desainer inovatif, staf pelopor di bidang bisnis, redaktur teladan, redaktur dengan viewer terbanyak, hingga pegawai paling loyal.
Tetapi, pembagian doorprize di sela-sela gala dinner menjadi sesi yang paling dinanti. Hadiahnya dari yang remeh-temeh sampai yang wah.