Sori Trump, Duterte Enggak Janji Bisa Datang ke Gedung Putih
jpnn.com, MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengaku punya jadwal yang padat, dan mungkin tidak bisa menerima undangan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengunjungi Gedung Putih.
"Saya tidak bisa membuat janji yang pasti. Saya harus pergi ke Rusia, saya juga seharusnya pergi ke Israel," ujar Duterte, seperti dilansir The New York Times, Senin (1/5).
Sabtu (29/4) kemarin, Trump menelepon Duterte, berbicara santai sekaligus mengundang orang nomor satu di Filipina itu datang ke White House.
Duterte mengaku, dalam sambungan telepon tersebut, dia sempat meminta AS tidak terlalu cepat membuat kebijakan terhadap Korea Utara. "Kesempatan terbesar kami untuk mengadakan dialog dengan Amerika Serikat dan Korea Utara, lewat perantara Tiongkok," katanya kepada wartawan, setelah berkeliling di kapal perang Tiongkok yang sedang berlabuh di Davao City, kota asalnya.
Dia juga mengatakan bahwa Filipina dan Tiongkok bisa menggelar latihan angkatan laut bersama. Kedua negara tersebut selama ini dikenal memiliki sengketa teritorial di Laut Cina Selatan. Namun sejak Duterte menjadi presiden, Manila dan Beijing tampak makin dekat, sementara Manila dan Washington kian jauh.
Bukan rahasia lagi, Duterte di mata AS adalah pemimpin otoriter, yang telah dituduh memerintahkan sejumlah eksekusi cenderung kejam kepada tersangka narkoba.
Trump sendiri sebenarnya tidak hanya fokus melakukan upaya diplomasi Asia Tenggara-nya terhadap Filipina semata. Minggu (30/4) kemarin, dia juga menghubungi Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan PM Thailand Jenderal Prayuth Chan-ocha ke Gedung Putih.
Bahkan pada Senin (1/5), kepada Bloomberg News, Trump mengatakan dia mungkin saja menemui pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, dalam situasi yang tepat. (adk/jpnn)