Sri Mulyani Ungkap 3 Ancaman Serius Bagi Ekonomi Global, Dampaknya Tak Main-Main
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani membeberkan tiga ancaman serius bagi perekonomian global yang menjadi perhatian negara-negara G20, bersama organisasi internasional dan lembaga multilateral.
Menurutnya, tiga ancaman itu adalah perang, lonjakan/harga komoditas, dan peningkatan inflasi global yang menciptakan dampak nyata terhadap utang.
Tiga ancaman itu, kata dia, tak hanya berisiko bagi negara-negara berpenghasilan rendah tetapi juga di negara-negara berpenghasilan menengah atau bahkan ekonomi maju.
Sri Mulyani menyebutkan saat ini sekitar 60 persen negara berpenghasilan rendah sudah berada dalam atau dekat dengan kesulitan utang, sementara selusin negara berkembang mungkin tidak dapat memenuhi pembayaran utang selama tahun depan.
"Jadi, ini bukan hanya satu atau dua kasus luar biasa, ini menjadi meluas," kata Sri Mulyani dalam Pembukaan Pertemuan Ketiga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (3rd FMCBG) G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (15/7).
Menteri Keuangan Terbaik 2020 versi Global Markets itu mengatakan sebelum pandemi dan saat pandemi, ruang fiskal telah digunakan berbagai negara yang berimplikasi pada peningkatan posisi utang.
Namun, dengan tiga ancaman tersebut, situasi akan menjadi sangat kompleks untuk dikelola.
Bahkan, lanjut Sri Mulyani, tantangan signifikan ini berada di atas masalah global yang belum terpecahkan, yaitu pandemi, perubahan iklim, mitigasi, dan adaptasi iklim.
Selain itu, keberlanjutan utang yang ada di banyak negara berpenghasilan rendah.
"Ini semua menciptakan rintangan yang signifikan untuk tujuan bersama kita, yang mana kepresidenan Indonesia sudah dipilih pada saat itu ketika kita melanjutkan kepresidenan dari Italia dan yang ingin kita lihat di 2022 adalah pulih bersama, pulih lebih kuat," ucap perempuan kelahiran Bandarlampung itu.
Oleh karenanya, lanjut dia, forum G20 berkumpul kembali untuk diuji dengan situasi yang sangat kritis dan kompleks ini.
"Dengan begitu di tengah masa kritis perekonomian global, ekspektasi dan harapan terhadap kelompok negara G20 semakin tinggi," pungkas Sri Mulyani. (antara/jpnn)