Sudah Pasti, Pembangunan Alun-Alun Tak Selesai
jpnn.com, GRESIK - Proyek revitalisasi ruang terbuka hijau (RTH) di Alun-Alun Kota Gresik dipastikan tidak selesai. Psalnya, kontrak kerja akan berakhir besok (11/12). Proyek Alun-Alun Kota Gresik menjadi satu di antara enam proyek fisik yang dikhawatirkan tidak selesai tepat waktu. Semuanya dievaluasi. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Gunawan Setiadji menyebutkan, lima proyek lain berupa peningkatan jalan. "Minggu depan kami evaluasi," ujarnya kemarin (9/12).
Gunawan memberikan catatan khusus untuk proyek alun-alun. Mengapa? Proyek itu dimulai sejak pertengahan tahun, bukan pada akhir tahun anggaran seperti lima proyek jalan.
Namun, progresnya belum signifikan. Seharusnya, alun-alun rampung besok. Tinggal 1 x 24 jam lagi. Ternyata, masih banyak pekerjaan yang kurang. Mulai lintasan lari (jogging track), paving, lantai di lorong bawah, hingga lampu.
Apa tindakan dinas PU? Gunawan mengaku telah menyiapkan dua opsi. Pertama, kontrak diputus jika besok proyek dengan anggaran Rp 7,25 milar tersebut belum selesai. Kedua, rekanan diberi tambahan waktu. Batas akhirnya 50 hari sejak kontrak berakhir. Konsekuensinya, rekanan harus membayar denda. "Itu akan ditentukan setelah evaluasi," katanya.
Selain alun-alun, dinas PU siap mengevaluasi lima proyek jalan di Gresik Utara dan Selatan. Proyek-proyek tersebut memang dimulai September-Oktober lalu. Saat proses lelang, ada beberapa kendala. Salah satunya, kesiapan anggaran. Beberapa proyek baru ditender setelah Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (PAPBD) 2018.
Gunawan beralasan sudah memperhitungkan kemungkinan tersebut. Proyek-proyek yang dilelang akhir tahun sejatinya masih bisa selesai. "Tinggal bagaimana pemenang lelangnya," ucapnya. Kontraktor harus kredibel, mempunyai rekam jejak yang jelas. Kontraktor juga harus siap dalam hal finansial.
Bagaimana penilaian DPRD? Ketua Komisi III DPRD Gresik Asroin Widyana menyoroti perencanaan program yang belum dimatangkan. Khususnya program pembangunan infrastruktur. "Melelang proyek di akhir tahun anggaran itu menunjukkan perencanaan yang kurang matang," ucapnya.
Asroin menegaskan, beberapa proyek yang terancam molor sejatinya "dibintangi" sejak awal. Artinya, proyek tersebut tidak mungkin terlaksana. Namun, setelah PAPBD, proyek-proyek yang ditandai itu tetap dilelang. (adi/c20/roz)