Sungguh Mulia, Hobi Mereka Membantu Orang Sakit
Pada akhir 2014, kesibukan Endri bertambah. Dia ditunjuk sebagai staf ahli anggota DPR. Dia tetap aktif mengurus yayasan, tapi tidak bisa maksimal.
Pria yang pernah bekerja di Malaysia dan Singapura itu bimbang. Dia lantas meminta pertimbangan istri dan keluarga, apakah harus meninggalkan pekerjaan sebagai staf ahli dan berfokus mengurus yayasan. Istri dan keluarga mendukung Endri untuk keluar dari profesi staf ahli dewan.
Endri pun semakin mantap dalam mengurus yayasan. Dia bisa semakin maksimal. Hidupnya dicurahkan untuk membantu orang sakit.
Pada 2015, pihaknya mendapat bantuan 80 unit kursi roda dari Wheelchairs for Kids Foundation, Australia. Endri langsung mendistribusikannya kepada warga yang membutuhkan.
Selanjutnya, Yayasan Endri’s juga mendapat bantuan 168 unit kursi roda. Tapi, untuk menerima bantuan itu, dia harus mengurus izin yang sangat berbelit.
Ada beberapa kementerian yang harus dia tembus untuk mendapat izin. Melihat begitu sulitnya mendapat izin dari Jakarta, dia akhirnya menyerah. Kursi roda spesialis terapi tersebut akhirnya tidak bisa dia terima.
Padahal, papar Endri, barang itu sudah berada di Sumbawa. Nilai kursi tersebut diperkirakan mencapai Rp 4 miliar.
”Sudah di depan mata. Kami sudah melihat barangnya. Kenapa harus begitu sulit untuk bisa membantu orang sakit? Kami sangat sedih,” ujar pria yang mempunyai sertifikat chef internasional itu. Kursi tersebut akhirnya dikirim balik.