Suplai Terbatas, Harga Cabai Makin Pedas
jpnn.com - SURABAYA – Harga cabai semakin mahal dalam sebulan terakhir. Saat ini, harga cabai rawit merah di tingkat petani menyentuh angka Rp 35.000–40.000 per kilogram. Sedangkan cabai merah besar Rp 18.000 per kg.
Harga itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan Mei lalu yang hanya Rp 15.000–20.000 per kg untuk rawit merah. Sedangkan cabai merah besar saat itu hanya Rp 10.000–15.000 per kg.
Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jatim Sukoco menyatakan, kenaikan harga tersebut dipicu kemarau basah. Hujan menurunkan kualitas tanaman cabai. ’’Banyak tanaman yang terserang hama di Banyuwangi dan Jember (sentra-sentra produksi cabai, Red),’’ jelasnya kemarin (29/7).
Pada kondisi normal, ada dua ribu hektare lahan tanaman cabai merah besar. Ada juga lima ribu hektare lahan tanaman cabai rawit yang panen tiap bulan. Tingginya curah hujan menurunkan produksi cabai rata-rata 30–40 persen.
Menurut dia, keterbatasan suplai mengerek harga. Namun, petani tidak menikmati margin yang lebih tinggi karena pemberantasan hama dan kerusakan tanaman meningkatkan biaya produksi hingga 20 persen.
’’Harga yang tinggi seperti sekarang memang memotivasi petani untuk terus menanam cabai. Ke depan, tinggal bagaimana meminimalkan risiko,’’ tuturnya.
Sukoco melanjutkan, petani membutuhkan informasi akurat dan berkelanjutan tentang kondisi iklim. Apalagi, kebutuhan cabai diperkirakan meningkat pada akhir tahun karena momen Natal dan tahun baru.
Suplai untuk kedua momen berasal dari musim tanam pada Agustus–September. Dalam kondisi kemarau basah, petani harus memilih lahan yang memiliki drainase lancar. (res/jos/jpnn)