Suporter Bola Bertekad Hentikan Permusuhan
Deklarasi Suporter Tuntut PSSI BerbenahMinggu, 07 Desember 2008 – 07:36 WIB
Sebuah seruan suporter untuk menghapus ”luka lama” dan saling menghargai harus bisa dijaga masing-masing kelompok suporter. Fanatik terhadap klub masing-masing harus tetap dimiliki, tapi menghargai suporter tim lawan juga wajib dilakukan. ”Mari kita semua para suporter dari berbagai unsur harus bisa bersatu,” seru Anto Baret, pentolan Aremania Batavia sembari membacakan deklarasi di ujung acara dialog.
Dalam dialog suporter di Hall MOG, selain dihadiri 25 kelompok suporter se-Indonesia, juga dihadiri Sekretaris Menegpora Wafid Muharram, Deputi Wirausaha dan Pemuda Sudrajad Rasyid, Ketua Pengda PSSI Jatim Haruna Soemitro, Wali Kota Malang Peni Suparto, Bupati Malang Sujud Pribadi dan Anto Baret.
Sementara Menegpora Adhyaksa Dault yang dijadwalkan hadir akhirnya batal karena harus cek kesehatan di Jakarta.
Selain persoalan perwasitan, problem pendanaan klub juga menjadi materi dialog yang cukup gayeng. Sebab saat ini sudah ada puluhan klub Indonesia Super League (ISL) yang sekarat karena krisis finansial. Ini seiring dengan dikeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri yang melarang APBD digunakan untuk klub profesional. ”Sepak bola menjadi tanggung jawab PSSI. Maka PSSI juga harus merangkul Menegpora untuk mendesak Depdagri untuk membicarakan soal dana,” saran Peni Suparto, ketua umum Persema.
Menanggapi persoalan dana ini, Sekretaris Menegpora Wafid Muharram menyatakan bahwa semua persoalan yang dihasilkan dari dialog ini segera diteruskan ke Menegpora. Intinya Menegpora tidak hanya mengurus satu cabang saja, semua cabang juga harus dapat perhatian. (yon/abm/jpnn/ko)