Suporter Tewas karena Bentrok, Persiba Bantul Pertimbangkan Mundur
jpnn.com - JAKARTA - Kabar Persiba Bantul mempertimbangkan mundur dari Indonesia Super League (ISL) ternyata benar adanya. Itu adalah bagian dari opsi yang dilontarkan manajemen klub yang bermarkas di Stadion Sultan Agung, Bantul, itu akibat seringnya suporter di Bantul, Jogjakarta, bentrok.
Sekretaris Persiba Wikan Werdo Kusworo melalui pesan singkat menjelaskan bahwa selain bubar, ada opsi lain. Yakni, pertandingan digelar tanpa penonton atau dipindah ke kota lain.
"Dulu sudah didamaikan, sekarang rusuh lagi. Pengurus dulu sudah bilang, lebih baik Persiba yang bubar kalau suporter tak bisa damai," katanya Rabu (12/2). "Tidak ada gunanya sepak bola kalau sampai nyawa terancam, melenceng dari tujuan membangun karakter bangsa," tambah dia.
Meski wacana bubar dilontarkan, menurut Wikan, Persiba tetap berlatih rutin. Namun, kemarin seluruh ofisial, pemain, dan pengurus istirahat dari latihan. Mereka melayat Yupita, suporter yang meninggal akibat kerusuhan saat laga Persiba kontra Persiram pada 8 Februari lalu.
Yupita meninggal di Rumah Sakit Panti Rapih, Jogjakarta, kemarin pukul 05.30 WIB. Pria 35 tahun itu sempat koma setelah menjadi korban bentrok antardua kelompok pendukung Persiba: Paserbumi dan Curva Nord Famiglia.
Sementara itu, CEO PT LI Joko Driyono ketika dikonfirmasi terkait kabar bakal mundurnya Persiba dari kompetisi mengaku belum mendapat pemberitahuan apa-apa. Tapi, dia berharap itu hanya isu karena melihat motivasi tinggi Persiba mulai persiapan kompetisi sampai mereka memenuhi syarat untuk mengikuti ISL 2014.
Hanya, sesuai regulasi, Joko menyebut jika Persiba mundur, ada konsekuensi yang harus dijalani. Sesuai aturan, mereka akan dibawa ke komisi disiplin dan terkena sanksi degradasi. (aam/c2/ttg)