Surya Paloh Ajak Pengurus NasDem Kunjungi PKS, Inilah Hasilnya
jpnn.com, JAKARTA - Pengurus DPP Partai NasDem yang dipimpin langsung oleh Surya Paloh mengunjungi kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jalan TB Simatupang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (30/10). Kedua parpol melalui pertemuan tertutup selama lebih dari sejam itu telah mencapai kesepahaman.
Sekjen PKS Mustafa Kamal dalam jumpa pers menyebut pertemuan itu sangat produktif. "Alhamdulillah pertemuan kami sangat produktif dan cepat, berlangsung sampai satu titik kesepahaman," ucapnya.
Surya Paloh dan Sekjen NasDem Johnny G Plate ikut dalam jumpa pers itu. Presiden PKS Sohibul Iman sebagai tuan rumah juga ikut menyampaikan keterangan.
Mustafa juga menceritakan suasana pertemuan tersebut. Menurutnya, pertemuan berlangsung hangat dan penuh persaudaraan.
"Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan penuh rasa persaudaraan, Partai Nasdem, Bang Surya menyebut PKS sebagai saudara tua," ucap dia.
Setelah itu, Mustafa membeber tiga poin kesepahaman antara dua partai. Satu di antaranya berisikan tentang komitmen dua partai menjaga kedaulatan NKRI.(mg10/jpnn)
Berikut tiga poin kesepahaman PKS dan Nasdem setelah pertemuan :
- Saling menghormati sikap konstitusional dan pilihan politik masing-masing partai. Partai Nasdem menghormati sikap dan pilihan politik PKS untuk berjuang membangun bangsa dan negara dari luar pemerintahan. Di saat yang sama PKS juga menghormati sikap dan pilihan politik Nasdem yang berjuang di dalam pemerintahan. Perbedaan sikap politik kedua partai tersebut tidak menjadi penghalang bagi Nasdem dan PKS untuk berjuang bersama-sama menjaga demokrasi agar tetap tetap sehat dengan memperkuat fungsi checks and balances di DPR RI. Demokrasi yang sehat itu penting, untuk mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia baik di bidang politik, ekonomi, keagamaan, pendidikan, kesehatan, budaya, dan lainnya.
- Senantiasa menjaga kedaulatan NKRI dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 dengan baik dan benar, keluhuran akhlak dan keteladanan para elite sebagai dasar-dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta tidak memberikan tempat kepada tindakan separatisme, komunisme, terorisme, radikalisme, intoleransi, dan lainnya yang bertentangan dengan empat konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara.
- Kami menyadari bahwa takdir sosiologis dan historis bangsa Indonesia adalah warisan sejarah kerja sama para pendiri bangsa antara kelompok nasionalis yang memuliakan nilai-nilai Agama dengan kelompok Islam yang memegang teguh nilai-nilai kebangsaan. Oleh karena itu, bagi generasi penerus dari dua komponen bangsa tersebut harus mampu menjaga warisan sejarah pendiri bangsa ini dengan saling menghormati, saling memahami, dan saling bekerjasama, dalam rangka menjaga kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan partai atau golongan.