Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Syukuran Penetapan Hari Lahir Pancasila, DPP PDIP Nyekar dan Wayangan di Blitar

Selasa, 02 Agustus 2016 – 20:41 WIB
Syukuran Penetapan Hari Lahir Pancasila, DPP PDIP Nyekar dan Wayangan di Blitar - JPNN.COM
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (tengah) bersama Wagub Jatim Saifullah Yusuf (kiri) dan Mendagri Tjahjo Kumolo di pusara Bung Karno di Blitar, Selasa (2/8) petang. Foto: DPP PDIP for JPNN.Com

jpnn.com - BLITAR - DPP PDI Perjuangan menggelar ziarah bersama ke makam Proklamator RI, Bung Karno di Blitar, Jawa Timur, Selasa (2/8) malam. Ziarah atau nyekar (menabur bunga) itu dalam rangka tasyakuran penetapan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila.

Rombongan ziarah itu dipimpin oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Di antara rombongan ada Wakil Sekjen PDIP Ahmad Basarah, serta dua menteri yang juga kader partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu. Yakni Mendagri Tjahjo Kumolo dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

Ada pula Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf dan seniman Yogyakarta, Butat Kertaradjasa. Mereka berdoa di samping pusara Bung Karno dan ayahnya, R Soekemi Sosrodihardjo selama kurang lebih 30 menit.  

Selanjutnya, rombongan bergerak ke Alun-Alun Blitar untuk menyaksikan pertunjukan wayang kulit dengan laokn Bimo Labuh. Sedangkan dalang wayang kulit itu adalah Ki Anom Suroto.

Saifullah menuturkan, kegiatan itu sebagai wujud rasa bersyukur atas keputusan pemerintah menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Gus Ipul -sapaan Saifullah- mengatakan, pertunjukan wayang itu untuk sebagai bentuk sosialisasi 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila.

“Kita lakukan sosialisasi, salah satunya dengan pagelaran wayang. Ini salah satu yang efektif dalam menyampaikan nilai-nilai Pancasila, mengingat bagi masyarakat Jawa wayang ini tidak sekadar tontonan, tetapi juga mengandung tuntunan," kata Saifullah selaku penanggung jawab acara Syukuran Hari Lahir Pancasila.

Ia menambahkan, nila-nilai Pancasila harus bisa menyatu dalam kehidupan sehar-hari, baik dalam bermasyarakat maupun bernegara. “ Dengan cara ini (wayang) di situ ada guyub rukun antar generasi, antar golongan," tuturnya.

Pagelarang wayang itu juga disaksikan oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Menurut Gus Ipul, lakon wayang Bimo Labuh menceritakan sosok yang rela berkorban demi rakyat. “Itulah pamong yang benar-benar momong terhadap rakyatnya," ujarnya.(jpg/ara/JPNN)

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close