Tahun Depan Dana Desa Naik Jadi Rp 70 Triliun
jpnn.com - JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) Eko Putro Sandjojo menyambut gembira dilangsungkannya Festival Desa Teknologi Informasi dan Komunikasi (Destika) 2016 yang digelar persis di tepian Danau Sentani, Distrik Sentani Timur, Jayapura, Papua, Rabu (28/9).
Pasalnya, festival tersebut merupakan suatu langkah nyata, dari komitmen pemerintah membuka keterisolasian sejumlah desa yang ada.
"Sistem informasi desa yang tersambung secara online, akan sangat membantu, terutama dalam membuka keterisolasian desa. Misalnya karena keterbatasan infrastruktur, desa kesulitan membuat laporan dana desa. Maka sistem informasi yang online akan memudahkan ini,” ujar Eko saat membuka festival Destika ke-4.
Selain Eko, sejumlah pejabat pemerintah pusat terlihat hadir dalam kegiatan kali ini. Antara lain, Staf Ahli Menkominfo Bidang Teknologi Woro Indah Pudjiastuti, Anggota Komisi II DPR Budiman Sutjatmiko, Pejabat Pemprov Papua, Bupati Jayapura, Bupati Pemalang, dan perwakilan dari desa-desa se-Indonesia.
Dalam sambutannya, Eko mengatakan, pemerintah pusat berencana akan terus menambah dana desa, sebagai komitmen nyata membangun Indonesia dari pinggiran.
"Pada 2015, dana desa baru berkisar Rp 22,7 triliun. Jumlah tersebut meningkat menjadi Rp 46,8 triliun di 2016. Kemudian akan naik menjadi Rp 70 triliun di 2017, naik lagi menjadi Rp 103 triliun di 2018 dan Rp 111 triliun di 2019. Dana desa tahun ini dibagi untuk 74.754 desa. Sedangkan tahun depan jumlah desa bertambah menjadi 74.954 desa. Jadi tahun ini rata-rata dana desa saja Rp 600-700 juta/desa," ujar Eko.
Meski begitu, Eko mengakui penyaluran dana desa masih menghadapi sejumlah kendala. Terutama karena keterbatasan infrastruktur desa dan kapasitas masyarakat. Namun dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi yang masuk ke desa, maka permasalahan yang ada diyakini bisa teratasi. Demikian juga dengan masalah-masalah lain.
"Misalnya ada kejadian wabah belalang yang menjadi hama pertanian di Kalimantan. Kemudian itu diposting warga kepada saya melalui media, lalu saya teruskan ke Menteri Pertanian. Dari sini langsung diterjunkan tim dari pusat untuk mengatasi hama. Terlihat di sini peran teknologi informasi,” ujar Eko.(gir/jpnn)