Tahun Depan Jalur Mudik Masih Macet
jpnn.com - JAKARTA - Proses pembangunan jalan Tol Trans Jawa sampai kini belum memuaskan. Jalan yang diharapkan bisa mengurangi beban pantura itu sampai kini belum bisa dilewati.
Diprediksi lebaran tahun depan kemacetan di jalur-jalur vital seperti pantura dan selatan akan semakin tinggi.
Menyikapi itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU, Achmad Gany Gazaly mengatakan pembangunan jalan Tol Trans Jawa akan dipercepat. Dia mentargetkan untuk ruas Cikampek-Palimanan akan rampung sebelum lebaran tahun depan. "Kami usahakan bisa dilewati saat mudik tahun depan," paparnya.
Menurut dia, ruas itu jalan yang panjangnya 116, 75 kilometer itu masih dalam tahap pembebasan lahan. Lahan yang sudah dibebaskan antara lain di Palimanan, Kanci dan Cirebon. Lahan yang sudah dibebaskan sekitar 97, 5 persen.
Sedankangkan 2,5 persen yang belum dibebaskan merupakan lahan milik desa. Sedangkan pembangunannya sudah mencapai 27 persen. Dia optimis jalur itu bisa dikebut dan selesai sebelum lebaran.
Gany menyatakan Jalan tol sepanjang 116,75 kilometer ini terbagi menjadi enam seksi yakni seksi I Cikopo - Kalijati sepanjang 29,12 kilometer, seksi II Kalijati - Subang 9,56 kilometer, dan seksi III Subang - Cikedung sepanjang 31,37 kilometer. Dilanjutkan dengan seksi IV Cikedung - Kertajati sepanjang 17,66 kilometer, seksi V Kertajati - Sumberjaya 14,51 kilometer, dan seksi VI Sumberjaya - Palimanan 14,53 kilometer dan memiliki jumlah simpang susun (interchange) sebanyak tujuh buah (SS Cikopo, Kalijati, Subang, Cikedung, Kertajati, Sumberjaya dan Paliman. "Kami akan terus bangun. Namun hasilnya kami serahkan pada tuhan," jelasnya.
Gany mengakui, jika pembangunan ruas itu selesai, maka akan mengatasi jalur yang setiap tahunya macet saat mudik. Yakni Cikampek dan Simpang Jomin.
Sedangkan untuk ruas Pejagan-Pemalang pengerjaan dobagi menjadi tiga ruas. Yakni Seksi I Pejagan-Brebes Barat panjangnya 14,20 km. seksi II Brebes Barat-Brebes Timur 6 km. Dan yang terakhir seksi III Tegal Timur-Pemalang panjangnya 26,90 km. "Kini baru saja groundbreaking sampai Brebes timur," katanya.
Sedangkan untuk Batang-Semarang, Gany mengatakan jalan sepanjang 30 km itu sampai saat ini tersendat dengan persoalan pembebasan lahan. Menurut dia, yang menjadi penyebab adalah belum sinkronya badan-badan yang bertugas melakukan pembebasan lahan.
Seperti Badan Pertanahan NAsional (BPN), dan Panitia Pembebasan Tanah (P2T). "Sebenarnya sudah mulai pembebasahan lahan. Namun belum sinkron dan belum ada perkembangan," ucapnya.
Gany mengibaratkan selama ini belum ada kesamaan visi. Dia mengibaratkan seperti dua orang yang berjalan. Jika satu orang pengen beli kopi yang lain harus mau. "Jangan yang satu pengen kopi yang satu pengen makan mie. Jelas tidak akan sama," ujarnya.
Selain itu masih banyak lahan yang terkendala pembebasan lahan. Seeprti ruas Solo-Ngawi yang juga masih pembebasan lahan. Kini sudah mencapai 80 persen. Ruas Ngawi-Kertosono pun belum usai, Di Jawa Timur ruas Kertosono-Mojokerto, Tol Gempol-Pandaan masih 90 persen dan yang terakhir Gempol-Pasuruan. "Kami usahakan secepatnya," jelas Gany.
Lalu, apakah mudik tahun depan jalur mana yang bisa digunakan untuk mudik? Gany mengatakan baru Cikampek-Palimanan. Namun itu pun masih belum pasti. "Semoga tepat waktu. Kami hanya bisa berusaha Tuhan yang menentukan," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengatakan permasalahan kemacetan di Pantura tidak bisa diselesaikan tanpa adanya jalan pendamping. Pasalnya volume kendaraan semakin meningkat tanpa adanya penambahan kapasitas jalan.
Menteri Perhubungan E.E Mangindaan meminta kementerian PU untuk segera menyelesaikan pekerjaan rumah mereka yakni membangun jalan Tol Trans Jawa. (aph)