Tahun ini Bunga Pinjaman Bank BUMN Single Digit
jpnn.com - JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan suku bunga kredit perbankan di Indonesia jauh di atas bank di negara tetangga. Karena itu, pemerintah, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan menggodok sejumlah insentif mendorong turunnya bunga kredit.
Sebagai langkah awal, upaya pemerintah memangkas bunga kredit perbankan dimulai dari bank-bank BUMN. Akhir tahun ini, bunga kredit di bank pelat merah ditargetkan sudah single digit.
Langkah konkrit yang ditempuh pemerintah adalah memangkas biaya dana (cost of fund) dengan menurunkan bunga deposito dan tabungan serta meningkatkan efisiensi perbankan. ''Semua harus kita perbaiki secara bertahap, terutama efisiensi cost-nya harus kita turunkan, sehingga semua bisa mencapai target suku bunga pinjaman rendah,'' ujarnya.
Suku bunga simpanan di bank saat ini dinilai tinggi. Uniknya, suku bunga tinggi itu disebabkan simpanan pemerintah dan penempatan dana milik BUMN. Tingginya bunga simpanan tersebut mendorong suku bunga kredit ikut tinggi. ''Otomatis, dana pemerintah yang ditempatkan di perbankan juga akan diselaraskan dengan BUMN karena dana BUMN secara tidak langsung juga dana pemerintah,'' terang Rini.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Asmawi Syam mengungkapkan, perseroan berencana menurunkan bunga deposito 25 basis point atau 0,25 persen. Jika bunga deposito turun, bunga kredit diharapkan ikut turun. ''Kami akan turunkan. Kan ada jangka waktunya. Pokoknya, kami di 25 basis point,'' tegasnya.
Asmawi meminta kebijakan penurunan suku bunga deposito dan pinjaman diikuti semua bank di dalam negeri. Dengan demikian, semua bank dapat melakukan efisiensi.
Saat ini rata-rata bunga pinjaman bank di Indonesia mencapai 12-14 persen per tahun. Bunga itu 3-4 kali lipat jika dibandingkan dengan bunga pinjaman bank di Thailand yang hanya 3-4 persen per tahun. Bunga deposito di bank swasta nasional berkisar 4-7 persen untuk jangka waktu setahun. (dee/c14/noe/pda)