Tak Hanya Pria, Wanita pun Harus Tahu Mitos & Fakta Khitan ini
KHITAN kerap dikaitkan dengan perintah agama atau ritual adat budaya. Di balik itu, sebetulnya ada penjelasan medis. Beberapa di antaranya justru mematahkan mitos yang selama ini beredar. Berikut pendapat sejumlah dokter di Surabaya. (len/c14/ayi/pda)
Mitos
Tidak ada hubungan khitan dengan kesehatan.
Fakta
Khitan dianjurkan dari segi medis karena bisa mengurangi berbagai gangguan kesehatan pada organ reproduksi laki-laki. Dengan menghilangkan kulit, infeksi, kuman, dan virus yang bisa berkembang di sekitar penis bisa dihilangkan.
Dr Aucky Hinting PhD SpAnd, Siloam Hospitals Surabaya
---
Mitos
Khitan mencegah timbulnya berbagai penyakit.
Fakta
Kulit yang tidak dipotong akan membuat daerah di sekitarnya lembap dan sulit dibersihkan. Alhasil, berbagai kuman, infeksi, atau virus dapat bersarang. Ketika berhubungan badan dan terjadi perlukaan, penyakit pun bisa terjadi, baik kepada laki-laki maupun perempuan.
dr Aminudin Aziz SpAnd, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya
---
Mitos
Khitan mampu menambah tinggi badan.
Fakta
Tinggi badan hanya dipengaruhi hormon pertumbuhan, gen, dan asupan gizi.
dr Henry Wiboro SpAnd MARS, RS Husada Utama Surabaya
---
Mitos
Khitan menghindarkan pria dari gangguan saluran kencing.
Fakta
Kulit yang berlebih atau preputium bisa mempersempit saluran air seni untuk keluar. Akibatnya, buang air kecil terganggu dan timbul rasa sakit atau tidak nyaman. Infeksi saluran kencing pun dapat terjadi.
dr Ahmad Anies Shahab SpU, RS Bedah Surabaya
---
Mitos
Semua laki-laki harus dikhitan.
Fakta
Khitan tidak dianjurkan kepada mereka yang mengalami hipospadia atau epispadias (lubang air seni tidak berada di ujung penis) dan mikropenis. Kelainan pada struktur penis mereka harus ditangani sebelum khitan.
dr Aminudin Aziz SpAnd
---
Mitos
Hanya laki-laki yang diuntungkan lewat khitan
Fakta
Perempuan juga akan lebih aman jika suaminya sudah khitan. Organ vital yang tidak dikhitan bisa menjadi sarang kuman atau virus seperti HPV (human papillomavirus) yang mengakibatkan kanker rahim pada perempuan. Dengan khitan, potensi penularan virus dan bakteri kepada perempuan dapat dicegah.
Dr Aucky Hinting PhD SpAnd
---
Mitos
Khitan seharusnya dilakukan menjelang usia puber.
Fakta
Khitan bisa dilakukan pada usia berapa pun. Hanya, lebih baik jika khitan dilakukan pada usia neonatus, yakni saat bayi baru dilahirkan. Selain prosesnya lebih efisien, perkembangan kuman bisa dicegah sejak awal.
dr Henry Wibowo SpAnd MARS
---
Mitos
Khitan juga dilakukan untuk perempuan.
Fakta
Khitan diartikan sebagai pemotongan kulit preputium (kulit penis yang berlebih). Jadi, tidak ada sunat untuk perempuan secara medis. Beberapa menyatakan bahwa khitan bagi perempuan adalah pemotongan klitoris. Namun, hal itu malah akan mengganggu aktivitas seksual dan memicu infeksi.
dr Aminudin Aziz SpAnd
---
Mitos
Khitan akan meningkatkan performa seks pria.
Fakta
Tidak ada korelasi antara khitan dan kepuasan seksual. Performa dan kepuasan seksual bersifat subjektif dan psikologis, tidak ditentukan khitan. Namun, khitan mampu membuat hubungan seks lebih aman karena Mr P lebih bersih.
dr Henry Wibowo SpAnd MARS
---
Mitos
Pantang makan daging atau pisang setelah khitan.
Fakta
Orang yang baru saja khitan harus banyak makan, terlebih yang mengandung protein karena mempercepat kesembuhan luka. Jika orang yang bersangkutan tidak punya alergi, tidak ada yang harus dihindari.
Dr Aucky Hinting PhD SpAnd
Sebelum Khitan, ini yang Harus Anda Ketahui
- Lakukan skrining kesehatan untuk mengetahui apakah ada kelainan pada Mr P.
- Jika ada kelainan, lebih baik ditunda. Sembuhkan kelainannya dulu.
- Bagi anak-anak, mental harus dipersiapkan agar mereka tidak takut.
- Pilih tindakan sesuai dengan kondisi fisik serta arahan tenaga medis yang dipilih.
Saat Khitan
- Pastikan alat-alat yang digunakan steril.
- Dokter yang menangani harus memiliki kredibel.
- Jika mengikuti khitanan masal, pastikan satu alat hanya dipakai untuk satu orang.
Setelah Khitan
- Setelah buang air kecil, bersihkan Mr P dengan maksimal.
- Beri obat sesuai dengan petunjuk dokter.
- Hindari gesekan agar bekas luka atau jahitan tidak mengalami infeksi.
- Segera konsultasi dengan dokter jika ada keluhan. (jp/pda)