Tak Mampu Beli Kios, Pedagang Makassar Menangis
jpnn.com - MAKASSAR - Pedagang Pasar Sentral, Muhtar, 70, menangis di depan Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, saat diterima di Balaikota Makassar, Selasa (19/8).
Pembina asosiasi pedagang ini mengungkapkan, harapan terbesar sebagian pedagang yang kurang mampu membeli kios, ada pada wali kota. Jika tidak
ditolong, maka banyak pedagang yang tidak bisa membeli kios yang harganya dinilai terlalu mahal.
"Tolong bantu kodong pedagang Pak Wali. Kalau saya, biar mi, hampir ma mati," ujar Muhtar dengan air mata berderai didampingi enam perwakilan
Asosiasi Pedagang Pasar Sentral Makassar (APPSM) lainnya.
Kedatangan delegasi APPSM ini untuk membahas tuntutan mereka yang ingin dipertemukan dengan PT Melati Tunggal Inti Raya (MTIR). Tujuannya untuk membahas ulang harga yang telah dibuat sebelumnya. Harga yang ada saat ini dinilai memberatkan, sehingga harus dihitung ulang.
Pertemuan dengan wali kota sempat alot, karena tidak ada titik kesepakatan antaran Danny dan pedagang. "Kalau harga saya ndak campurka. Saya tidak punya kewenangan soal harga. Apalagi ini kan sudah beberapa kali negosiasi," katanya.
Danny lantas menelepon humas PT MTIR, Imran Bachtiar. Setelah negosiasi, disepakati bahwa baik pedagang maupun MTIR akan bertemu untuk melakukan hitung bersama agar mendapatkan harga ideal kios.
"Coba tampilkan hitung-hitungannya. Masing-masing menghitung sesuai dengan versi masing-masing kemudian dipertemukan," ujar Danny.
Mengenai pemukulan yang dilakukan Satpol PP kepada pedagang, Danny mengaku menyayangkannya. Seharusnya tidak perlu ada kekerasan dan itu memang tidak dibolehkan terjadi. (zuk/ian)