Tak Perlu Gapura di Batas Kota
jpnn.com - SURABAYA - Pemkot tak akan menganggarkan dana besar untuk membangun gapura di batas kota. Pembangunan seperti itu dinilai terlalu banyak menyedot anggaran dan tak terlalu penting.
Pemkot akan mewarnai batas kotanya dengan tanaman dan lampu. Dua hal itu dipakai untuk tetenger telah memasuki kota Surabaya agar lebih berwarna. "Tanaman aneka warna akan kelihatan pada siang hari. Kalau malam hari warna-warninya pakai lampu kerlap kerlip," ungkap Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan (DKP) Surabaya Chalid Buhari, saat ditemui di ruang kerjanya kemarin (28/10).
Dia menyebutkan sudah mendapatkan perintah dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk tidak menganggarkan pembuatan gapura. Menurut dia, pembuatan gapura itu akan cukup banyak menyedot anggaran pemerintah daerah. Setelah dibangun juga harus butuh biaya perawatan. "Padahal dalam tiga tahun desain gapuranya bisa saja tidak uptodate, harus dirobohkan dan diganti baru lagi," ungkap dia.
Biaya yang besar itu lebih baik dialokasikan untuk pembangunan yang lain. Seperti perbaikan jalan, kebersihan, dan per-tamanan. Kesan yang berbeda dari Surabaya dan kota disebelahnya bukan dirasakan dari bentuk gapura. Tapi, kondisi di dalam Surabaya. "Orang akan merasakan pohon yang rindang dan aneka tanaman warna-warni. Kesannya pokoknya beda," tuturnya. DKP hanya memberikan sentuhan kecil di pintu masuk kota dengan membuat tulisan SURABAYA di seberang mal City of Tomorrow.
Meski begitu, DPRD Surabaya menyarankan agar sejumlah kawasan dilengkapi dengan banyak rambu. "Salah satunya di kawasan Bundaran Waru. Padahal, di sana ada kawasan padat kendaraan dan rawan kecelakaan," kata Wakil Ketua DPRD Darmawan. Karena itulah, dalam pembahasan RAPBD nanti, masalah ini akan menjadi salah satu atensi. (jun/ris/dos/mas)