Tanah Papua Dalam Pusaran Kongres dan MPA PMKRI
Setelah 12 tahun sejak MPA tahun 2006 di Jayapura tersebut, barulah muncul lagi kandidat Ketua Presidium putra Papua pada MPA tahun 2018 di Palembang, Saudara Yusuf Hubi, S.Hut. M.Si, mantan Ketua PMKRI Cabang Manokwari periode 2013-2015.
MPA Jayapura maupun MPA Palembang adalah pertarungan antara Papua dan NTT yang mana kedua-duanya dimenangkan oleh kandidat asal NTT. Yang menarik dari kedua MPA itu adalah ada ‘black campaign’ yang sama dimainkan oleh kandidat lain untuk menjatuhkan kandidat dari Papua dengan mengatakan bahwa para kandidat ketua Presidium asal Papua dekat dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau dekat dengan Jaringan Papua Radikal (kiri).
Sepertinya para kandidat atau tim sukses bahkan cabang-cabang yang terpengaruh oleh kampanye jenis ini sangat meragukan ke-Indonesia-an dari kandidat-kandidat yang muncul dari Tanah Papua. Hal ini menunjukkan bahwa kader-kader PMKRI sendiri kurang yakin terhadap proses pembinaan (berjenjang) internal organisasi yang dilakukan seperti Masa Penerimaan Anggota Baru dan Masa Bimbingan (MPAB-Mabim), Latihan Kepemimpinan Kader (LKK), Konferensi Studi Regional (KSR) maupun Konferensi Studi Nasional (KSN).
Khusus untuk MPA 2018 di Palembang, saya mencatat ada kehebohan yang lain muncul, dan menurut saya ini sangat Rasis, yang mana ditemukan pesan yang kirim oleh pihak tertentu kepada beberapa ketua Cabang yang bunyinya seperti berikut: Ketua, tolong ke Jipik Demi perhimpunan.
Jika kita melihat konteks kalimat ini, bahwa si pengirim ingin menyampaikan pesan kepada penerima bahwa yang bisa membawa perhimpunan ke arah yang lebih baik adalah Jipik (Juventus Prima Yoris Kago) bukan yang lainnya. Dalam hal ini kebetulan yang menjadi lawan terberat Jipik adalah saudara Yusup Hubi calon dari Papua.
Kalimat “demi perhimpunan” ini menurut saya, tidak etis dilakukan oleh seorang kader PMKRI yang mengedepankan nilai fraternitas dan yang lebih fatal lagi jika yang dimaksud pengirim pesan tersebut di sini adalah bahwa calon dari Tanah Papua (Saudara Yusuf Hubi) belum atau tidak mampu untuk memimpin organisasi nasional seperti PMKRI.
Saya merasa peristiwa ini sudah melecehkan tema besar dalam Kongres Nasional PMKRI 2018 di Palembang yang adalah “membumikan Pancasila Menuju Indonesia Berdaulat” dan dengan tema MPA yang adalah “Revitalisasi Transformasi Organisasi menuju Habitus Baru PMKRI”. Bagaimana kita berharap seluruh anggota PMKRI yang datang pada Kongres dan MPA di Palembang dapat membumikan nilai-nilai Pancasila apabila masih ada kader PMKRI yang masih mengkotak-kotakan kader tertentu atau mengkotak-kotakan wilayah tertentu sebagai orang atau wilayah yang kurang atau tidak mampu?
Sebagai organisasi Kader yang menjunjung tinggi Fraternitas