Peran TNI di Ketahanan Pangan Harus Sesuai Tupoksi, Saat Ada Perang Bisa Jadi Petani

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin menyatakan pentingnya pemahaman masyarakat atas peran TNI dalam sistem pertahanan rakyat semesta dan ketahanan pangan nasional.

Pensiunan tentara dengan pangkat terakhir mayor jenderal itu menegaskan Indonesia menganut sistem pertahanan rakyat semesta yang berarti seluruh potensi negara dimanfaatkan untuk kepentingan pertahanan negara.

Legislator PDI Perjuangan itu menjelaskan doktrin utama yang diterapkan TNI ialah perang berlarut yang dimulai dengan perang konvensional, bahkan jika diperlukan berlanjut dengan perang gerilya hingga mencapai kemenangan.

Oleh karena itu, sangat penting menyiapkan wilayah-wilayah logistik, termasuk menyediakan bahan makanan di desa-desa, kampung, dan kota, jika perangnya ternyata berlarut-larut. Dengan demikian TNI bisa melakukan perlawanan selama mungkin.

“Dalam keadaan perang, prajurit TNI dapat turun langsung menjadi petani di lapangan dalam membangun depot-depot logistik,” ujar TB Hasanuddin, Kamis (12/6).

Namun demikian, imbuh Hasanuddin, ketika dalam keadaan damai maka tugas membangun ketahanan pangan sebaiknya diserahkan kepada kementerian/lembaga yang profesional, yaitu Kementerian Pertanian.

“Sementara dalam keadaan damai, membangun depot-depot logistik atau ketahanan pangan sebaiknya tidak ditangani langsung oleh prajurit TNI aktif, tetapi diserahkan kepada kementerian terkait yang sudah terstruktur, yakni Kementan,” tambahnya.

Mantan sekretaris militer kepresidenan itu mengatakan bahwa sesuai dengan UU yang berlaku, prajurit TNI sebaiknya lebih fokus pada kesiapan tempur. "Tentunya dengan melakukan latihan secara intensif," tuturnya.