Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Teganya..Cabai di Petani Rp 3 Ribu, di Pasar Rp 12 Ribu

Selasa, 28 Juni 2016 – 22:34 WIB
Teganya..Cabai di Petani Rp 3 Ribu, di Pasar Rp 12 Ribu - JPNN.COM
Cabai. Foto: dok.JPNN

JEMBER – Keberuntungan jarang mampir pada petani di Indonesia. Bukannya menikmati hasil dari panen yang melimpah, malah rugi yang didapat. Ketika harga cabai di pasaran naik dua kali lipat jika dibandingkan dengan dua pekan lalu, kondisi petani berbalik 180 derajat. Sebab, harganya justru anjlok.

Imam Suyuti, petani cabai di Ambulu, menyatakan, selain tidak menerima untung, banyak petani cabai yang merugi besar.

''Cabai merah besar yang dijual petani kepada pengepul seharga Rp 4 ribu per kilogram. Sementara itu, harga cabai rawit justru semakin anjlok di kisaran Rp 3 ribu per kilogram," kata Imam kemarin.

Menurut dia, anjloknya harga cabai di Jember disebabkan tingginya curah hujan yang mengakibatkan tanaman cabai mudah terserang penyakit.

''Bahkan, tidak sedikit cabai yang mengalami gagal panen," ucapnya.

Bahkan, ada sebagian petani yang membiarkan cabai yang siap panen di sawah. ''Kalau tetap dipetik, petani akan lebih rugi," ujar pria yang juga anggota Komisi B DPRD Jember itu.

Sebab, biaya panen cabai tidak sebanding dengan harga jual yang anjlok. Imam menjelaskan, perkiraan biaya produksi cabai merah besar setiap hektare mencapai Rp 60 juta.

Hal itu meliputi biaya menyewa lahan mulai masa tanam hingga masa panen. Namun, panen raya dan cuaca yang masih hujan mengakibatkan panen rusak. Petani paling hanya mendapatkan hasil panen sekitar Rp 30 juta per hektare.

''Itu pun dengan asumsi bahwa kualitas cabainya bagus," jelasnya.

Nasib yang dialami petani berbanding terbalik dengan yang terjadi di pasar. Di pasar induk Jember, Pasar Tanjung, tercatat harga cabai merah besar Rp 17 ribu per kilogram dan cabai rawit Rp 12 ribu per kilogram. (ram/c1/hdi/c5/ami/flo/jpnn)

 

JEMBER – Keberuntungan jarang mampir pada petani di Indonesia. Bukannya menikmati hasil dari panen yang melimpah, malah rugi yang didapat.

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close