Telat Ganti Busi, Ini Risikonya
jpnn.com, JAKARTA - Busi merupakan komponen penting dalam sistem pembakaran kendaraan, namun sering dilupakan. Peran pemercik listrik di ruang bakar sangat menentukan performa yang dihasilkan. Jika gagal bekerja, kendaraan akan mogok.
Menurut penuturan Technical Support PT NGK Busi Indonesia Diko Oktaviano, pergantian busi disarankan berdasarkan kilometer yang tercantum dalam buku panduan kendaraan dari pabrik masing-masing.
"Kami menyarankan untuk motor setelah 6000 km dan mobil 20.000 km harus melakukan pergantian busi agar tetap prima kendaraannya," ujar Dito dalam acara coaching clinic yang dilakukan NGK bersama rekan media, di Jakarta, akhir pekan kemarin.
Sedikitnya ada tiga elemen utama pada busi agar pembakaran tetap sempurna dan efisien, di antaranya pencampuran bahan bakar dengan udara yang ideal (Good air fuel mixture), timing kerja busi dalam menghasilkan kualitas percikan listrik (Good Spark), dan ruang bakar yang sehat (Good compression).
“Busi termasuk dalam 3 elemen utama untuk menentukan pembakaran yang sempurna. Jika busi tidak diganti secara berkala, tentunya akan menimbulkan banyak masalah performa bahkan kerusakan pada kendaraan,” jelas Diko.
Jika telat mengganti busi yang disarankan, kata Diko, masalah yang terjadi biasanya engine idle tidak stabil, akselerasi menurun, boros bahan bakar dan susah start engine.
"Jadi kami dari NGK merekomendasikan penggantian busi berdasarkan kilometer pemakaian," tandas Diko. (mg9/jpnn)