Tenang, Hi Tech Mall Tidak Ditutup
jpnn.com, SURABAYA - April 2019 mendatang, status pengelolaan Hi Tech Mall berpindah dari PT Sasana Boga ke Pemkot Surabaya. Namun, Pemkot menjamin pedagang tetap bisa meneruskan usaha di pusat pertokoan teknologi informasi terbesar di Indonesia Timur tersebut.
Koordinator Pedagang Hi Tech Mall Rudy Abdullah mengatakan, pusat perbelanjaan barang-barang teknologi itu akan tetap buka. Meski pengelolaan sudah berpindah tangan. ''Pemkot meminta kami konsentrasi ke usaha. Sebab, pedagang tidak dipindah. Tetap di Hi Tech Mall,'' ujarnya.
Jaminan itu membuat mereka sedikit lega. Apalagi setelah ada kejadian perbedaan jatuh tempo BOT (build operate transfer) antara Pemkot Surabaya dan PT Sasana Boga. Gedung itu akan dikelola pihak ketiga. Bisa swasta atau badan usaha milik daerah (BUMD).
''Poin pentingnya setelah urusan dengan Sasana Boga, pemkot akan sosialisasi dengan pedagang. Kami dijanjikan bisa audiensi dengan wali kota,'' katanya.
Beberapa kali pedagang memang mengirim surat untuk bisa bertemu wali kota. Mereka ingin mal itu tetap hidup. Sebab, menurut mereka, tidak gampang membuat brand pusat TI. ''Mal ini sudah berjalan selama 30 tahun,'' ungkapnya.
Sementara itu, pemkot berencana mengubah mal tersebut menjadi pusat seni yang terintegrasi dengan Taman Hiburan Rakyat (THR). Lokasinya di belakang Hi Tech Mall. Namun, hal itu bakal butuh waktu lama. Sebab, banyak hal yang harus diperbaiki. Salah satunya kondisi mal yang sudah lama tidak terurus.
Kepala Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah (DPBT) Surabaya Maria Theresia Ekawati Rahayu menyatakan, perjanjian BOT bakal berakhir sesuai dengan versi pemkot. Meski awalnya ada dua versi, PT Sasana Boga mencatat BOT berakhir pada November 2019. ''April 2019 diserahkan ke pemkot,'' paparnya.
Soal seperti apa konsep pengelolaan bangunan itu, Yayuk tidak banyak menjelaskan. Hanya, pihaknya kini sudah mengantongi data pedagang yang ada di sana. ''Datanya kami dapat dari PT Sasana Boga. Sebab, yang berhubungan hukum dengan pedagang perusahaan itu,'' katanya.
Kondisi toko di lantai 3 dan 4 Hi Tech Mall kemarin mulai sepi. Banyak stan yang sudah kosong. Hanya ada satu atau dua toko yang masih bertahan. Pedagang lebih banyak ngumpul di lantai 1 dan 2.
Mereka berusaha bertahan. Bahkan, ada juga stan yang sedang direnovasi dengan mengubah konsep dekorasi agar pengunjung tertarik. Dari 1.200 toko, kini hanya separo yang masih beraktivitas.
Selain sebagai pusat belanja barang TI, Hi Tech Mall jadi pusat pendidikan. Banyak anak SMK yang magang. Mereka belajar berbagai hal soal teknologi dari sisi teknis. (gal/c15/dio)