Terlalu Ofensif, Gaya Pidato Prabowo Bisa Kontraproduktif
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta AA Ari Dwipayana mengkritisi gaya Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto saat berpidato. Ari menganggap gaya pidato Prabowo yang meledak-ledak dan ofensif justru bisa membuat publik tak bersimpati pada calon presiden dari Partai Gerindra itu.
Menurut Ari, gaya pidato Prabowo seperti saat tampil pada kampanye Gerundra di Gelora Bung Karno (GBK) Minggu (23/3) lalu justru bisa kontraproduktif bagi pencalonan mantan Danjen Kopassus itu di bursa capres. “Karena akan dipersepsikan sebagai pemimpin yang tidak memiliki kematangan emosional, temperamental dan cepat kalap dalam hadapi situasi krisis,” kata Ari saat dihubungi wartawan, Kamis (27/3).
Ari menambahkan, persepsi publik merupakan hal penting dalam kompetisi politik yang melibatkan rakyat banyak. Sementara saat ini, katanya, sedang terjadi pergeseran persepsi pemilih. Yakni dari pemilih yang mengidolakan figur pintar, gagah dan ganteng, menuju figur yang jujur, bersahaja dan merakyat.
Karenanya Ari menegaskan, capres akan rugi jika melawan persepsi publik. “Padahal politik itu ya persepsi,” ucap dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM itu.
Seperti diketahui, Prabowo saat menyampaikan pidato politik di hadapan puluhan ribu kader Gerindra di GBK, Minggu (23/3) lalu menyindir berbagai pihak yang dianggapnya tak konsisten. Beberapa kata yang digunakan Prabowo untuk menyindir lawan-lawan politiknya antara lain pembohong, maling, dan nyolong. (ara/jpnn)