Teroris Bima Hendak Bangun Camp Pelatihan
JAKARTA - Penangkapan DPO teroris di Bima, NTB, memunculkan sejumlah dugaan baru. Salah satunya, rencana pembuatan kamp paramiliter di Dompu untuk keperluan i"dad. Hal itu tidak lepas dari kondisi pelatihan di Poso yang selalu kucing-kucingan dengan kepolisian setempat.
Keenam tersangka teroris (salah satunya tewas) diklaim Mabes Polri merupakan satu kesatuan. Mereka sama-sama alumnus pelatihan di Poso.
"Petugas memutuskan menangkap dengan rentang waktu yang tidak terlalu lama karena memang sudah cukup lama dilakukan penyelidikan," terang Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Boy Rafli Amar kemarin.
Pihak densus sudah mendapatkan bukti jika mereka melakukan aksi kekerasan di NTB, termasuk, penembakan Kapolsek Ambalawi, Bima, Agustus lalu. seluruhnya dipastikan merupakan bagian dari jaringan Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso. "Mereka mau bikin grup pelatihan di Dompu," lanjut alumnus Akpol 1988 itu.
Disinggung mengenai kemungkinan mereka juga anggota ISIS, mantan Kabidhumas Polda Metro Jaya itu belum bisa memastikan. Namun, jika digeneralisir, bisa saja mereka merupakan bagian dari kelompok ISIS di Indonesia. Sebab, pimpinan mereka, yakni Santoso, telah berbaiat kepada ISIS.
"Bisa saja bukti fisiknya tidak ada, namun ada pemikiran untuk bergabung atau melakukan tindakan yang sama seperti ISIS," tuturnya.
Karena itu, selama ini pihaknya hanya menangkap orang-orang yang menjadi DPO kasus teror. Sedangkan, bagi mereka yang berbaiat kepada ISIS namun tidak melanggar hukum, otomatis tidak bisa disentuh.
Boy menambahkan, bukti-bukti fisik biasanya hanya menjadi sarana promosi ISIS di Indonesia. Sedangkan, yang perlu diwaspadai adalah dampak dukungan untuk ISIS terhadap kondisi keamanan di Indonesia. "Cara-cara seperti yang dilakukan di Suriah itu tidak bisa diterapkan di Indonesia, karena selalu berhadapan dengan penegak hukum," tambahnya.
Sebagaimana diberitakan, Densus 88 menangkap enam orang tersangka teroris di Bima dan Dompu, NTB. salah seorang tersangka, Nurdin, melempari petugas dengan dua bom pipa saat hendak ditangkap, namun tidak sampai meledak. Polisi lalu menembak Nurdin dan pemuda itu tewas dalam perjalanan ke RS. (byu)