Terungkap, Myanmar Tipu Dunia soal Rohingya
Bagi masyarakat miskin di perbatasan Myanmar-Bangladesh, pangan dan papan gratis adalah tawaran yang tak mungkin bisa ditolak.
Selain itu, Rakhine bukan wilayah yang asing bagi kaum Marma dan Mro. Sebab, sebelumnya, pernah ada keturunan dua etnis Bangladesh itu yang hijrah ke Myanmar dan menetap di sana.
’’Karena keyakinan dan bahasa yang mereka gunakan sama dengan penduduk Myanmar di Rakhine, mereka bisa cepat berbaur dengan masyarakat setempat dan beradaptasi dengan lingkungan baru,’’ terang Swi Thwee.
Terpisah, dua pejabat Bangladesh melaporkan hal yang sama dengan Swi Thwee. Bahkan, catatan mereka menyebutkan bahwa jumlah penduduk Bangladesh yang pindah dan menghuni bekas desa Rohingya di Rakhine lebih banyak. Yakni 55 keluarga.
’’Mereka terus dibujuk oleh pemerintah Myanmar maupun warga setempat yang leluhurnya adalah orang Marma dan Mro,’’ kata Jahangir Alam, pejabat distrik setempat.
Proses itu, menurut Alam, memakan waktu sekitar satu bulan. Dan, kepindahan warga Bangladesh ke Myanmar itu tidak berjalan sekaligus. Melainkan bertahap.
Karena itulah, Swi Thwee dan Alam yakin skenario tersebut sudah disusun dengan sangat rapi oleh pemerintah Myanmar. Itu juga menjadi bukti kuat tentang upaya pemerintah Myanmar membersihkan wilayahnya dari Rohingya.
Sementara itu, dari Malaysia dilaporkan, penjaga pantai di Pulau Langkawi mencegat perahu yang mengangkut 56 warga Rohingya. Mereka bertolak dari Myanmar dan terdeteksi melintasi wilayah maritim Malaysia di sisi barat laut Langkawi. (hep/dos)