Tessy Bakal Dibui Lima Tahun
jpnn.com - JAKARTA - Pelawak Srimulat Kabul Basuki (KB) alias Tessy (T) terancam dibui seperti rekan-rekannya yang terjerat narkoba dahulu. Setelah kehilangan masa jayanya, kini Pria 66 tahun itu terjerat kasus narkoba dan nyaris tewas bunuh diri.
Nyawanya berhasil diselamatkan dan kini dia diawasi dengan ketat untuk bersiap menjalani pemeriksaan.
Penyidik Direktorat Narkoba Mabes Polri mengisyaratkan tessy tidak hanya dijerat sebagai pecandu. Pihak penyidik menggunakan pasal permufakatan jahat terlebih dahulu ketimbang pasal mengenai pecandu narkoba.
Kemarin, Penyidik Ditnarkoba Polri membeber temuan mereka dalam kasus narkoba yang menjerat Tessy. Kasubdit 1 Ditnarkoba Polri Kombes Agus Rohmat menjelaskan, pelanggaran utama yang disangkakan pada Tessy adalah permufakatan jahat untuk menguasai atau memiliki narkotika golongan 1.
Pelanggaran itu tercantum dalam pasal 114 (1) UU nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Yakni, menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi kurir jual beli, menukar, dan menyerahkan narkoba golongan 1. Ancaman hukumannya minimal lima tahun penjara dan maksimal 20 tahun.
"Perkara pokoknya adalah tersangka KB alias T bermufakat jahat untuk membeli narkoba. Setelah itu baru pasal lain mengikuti," ujar Agus di bareskrim Polri kemarin.
Dua rekan Tessy yang ikut ditangkap, yakni Ahmad Jamhari (AJ) dan Pudji Sapto (PS) juga dikenakan pasal yang sama.
Pasal itu dijuntokan dengan pasal 112 (1) tentang penguasaan terhadap narkotika golongan 1 dan padal 132 (1) tentang permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana narkotika. Khusus Tessy,sangkaan ditambah dengan pasal 127 tentang penyalahgunaan narkoba karena hasil tes urine munjukkan dia mengonsumsi barang haram itu.
Agus menjelaskan, penangkapan Tessy dilakukan tanpa rencana khusus, yang artinya pelawak tersebut memang bukan target operasi. Pihaknya menangkap Tessy setelah mendapat laporan melalui call centre Ditnarkoba Polri pada 23 Oktober lalu.
Petugas lalu mendatangi alamat yang disebutkan pelapor di kawasan kampung Makassar, lalu mendapati sebuah mobil Mercedes Benz silver nopol B 165 JP keluar dari rumah. Mobil itu lalu dibuntuti dan dihadang di depan rumah di kawasan Kampung Rawa Bugel kota bekasi, yang belakangan diketahui merupakan kediaman AJ.
Petugas lalu memaksa pengemudi mobil keluar yang tidak lain adalah Tessy. Di mobilnya, petugas mendapati dua bugkus sabu-sabu seberat 1,06 gram yang disembunyikan di tempat kacamata. Berdasar pengakuan awal Tessy, petugas lalu menggerebek AJ dan PS yang menunggu di rumah AJ.
Petugas lalu mengeler Tessy kembali ke rumah untuk menggeledah. Di kediaman Tessy, polisi menemukan sebuah alat isap berupa bong. Usai digeledah, mendadak Tessy meminta izin ke kamar mandi.
Petugas pun menunggu di luar kamar mandi dalam kondisi pintu terbuka. Namun, setelah Tessy keluar dari kamar mandi, dia sakit perut dan memuntahkan cairan berwarna biru yang merupakan cairan pembersih kamar mandi.
Tessy langsung dilarikan ke RS Polri Kramat jati dan nyawanya dapat diselamatkan. Menurut Agus, Tessy diperkirakan sedang dalam kondisi berhalusinasi saat menenggak cairan pembersih tersebut. Namun, bisa juga karena malu.
Agus menjelaskan, Tessy dan dua rekannya urunan untuk membeli sabu di seorang pengedar yang kini jadi DPO. Karena tidak ada dana, untuk sementara PS menalangi pembelian sabu senilai Rp 2,3 juta itu. Uang tersebut ditransfer ke rekening Tessy, dan transaksi narkoba dilakukan di depan kediaman pelawak senior itu.
Usai membeli, pria yang pernah menjadi Anggota KKO Marinir TNI AL dan ikut dalam operasi pembebasan Irian Barat itu mengonsumsi terlebih dahulu. Setelah itu, barulah dia datang ke rumah AJ dan tertangkap. Kedua rekan Tessy, meski belum sampai menggunakan, tetap ditangkap karena ada bukti mereka sepakat membeli sabu.
Saat ini, kondisi Tessy sudah mulai membaik dan bisa diajak berkomunikasi. "Pengakuan sementara para pelaku, mereka sudah menggunakan sabu sedikitnya lima kali," tutur perwira dengan tiga melati di pundak itu. Tessy akan menjalani pemeriksaan lagi setelah dia keluar dari RS.
Barang bukti yang disita petugas terdiri dari dua bungkus sabu seberat 1,06 gram, dua set bong, dan mobil Mercedes benz milik Tessy. Selain itu, polisi juga menyita satu buku tabungan milik Tessy dan print out rekening koran milik PS yang menalangi pembelian sabu tersebut.
Sementara itu, rekan main Tessy, Tarzan menyempatkan diri untuk menjenguk Tessy di RS Polri Kramat Jati kemarin pagi. Tapi, Tarzan tidak bisa memberikan banyak keterangan sebab dirinya tidak diperkenankan oleh petugas polisi yang berjaga di depan ruangannya untuk berlama-lama menjenguk Tessy di ruang perawatannya. "Aku nengok hanya sebentar karena tidak diperbolehkan," kata Tarzan usai menjenguk Tessy.
Tarzan mengungkapkan kepada media bahwa kondisi Tessy mulai membaik meski Tessy belum diijinkan untuk berbicara oleh dokter. "Setelah ketangkep nggak bisa masuk apa-apa (dari mulutnya). Karena ada luka ditenggorokannya. Mungkin karena cairan. Tessy ngga boleh ngomong sama dokter," terangnya.
Selain itu, pelawak senior Srimulat tersebut juga mengatakan bahwa di dalam kamarnya, Tessy tidak sampai menggunakan alat bantu pernafasan. "Nggak, dia diinfus aja di tangan. Nggak boleh kemasukan air sama nasi. Saya ngga tahu jelasnya bagaimana. Dia juga diem aja," paparnya.
Tarzan mengatakan bahwa dirinya sempat terkejut saat mendengar Tessy ditangkap polisi karena kasus narkoba. Terhadap peristiwa tersebut, dia hanya bisa menyerahkan kasus tersbut kepada yang berwajib. Dia juga menyatakan, sebagai salah satu anggota Gerakan Nasional Anti Narkoba (Granat) dirinya prihatin atas sejumlah rekannya yang terjebak dalam kasus narkoba.
"Ya saya juga kembalikan, hikmahnya sudah habis lalu nggak tahu pergi kemana. Satu perbuatan dapat hikmah, sekarang hikmahnya habis. Mau nggak mau kita serahkan ke yang berwajib saja. Sebagai sahabat saya prihatin, rumah dia dekat saya. Tapi kami jarang bergaul," ucapnya prihatin.
Selain itu, Tarzan menyatakan bahwa perbuatan Tessy yang mencoba bunuh diri ketika digelandang aparat sungguh konyol. "Kalau itu benar, itu konyol lah namanya. Jangan sampai terjadi," tandasnya. (byu/dod)