Tiga Faktor Marajalelanya Korupsi Versi Insed
jpnn.com - JAKARTA - Direktur Institute for Social Empowerment and Democracy (Insed), DR Musni Umar, mengatakan ada tiga penyebab merajalelanya korupsi di Indonesia yakni faktor budaya, faktor sistem dan faktor manusia.
"Faktor budaya, berhubungan dengan budaya upeti sebagai warisan penjajahan Belanda. Prakteknya, pemerintah Belanda menempatkan pejabat pribumi di suatu daerah dan akan ndipertahankan jika berhasil melaksanakan kebijakannya dan memberi upeti kepada pejabat Belanda," kata Musni Umar, saat peluncuran bukunya berjudul "Korupsi di Era Demokrasi", di gedung DPR, Senayan Jakarta, Kamis (28/11).
Kasus Rudi Rubiandini dalam korupsi di SKK Migas lanjutnya, contoh yang kongrit. Dia menduga, Rudi harus memberi upeti kepada yang memberi jabatan sehingga mendorong dia untuk korupsi.
Sedangkan dari sisi faktor sistem, sistem politik yang saat ini diamalkan oleh bangsa ini mendorong korupsi menjadi luas dan merata. "Pertama bersifat bottom up yaitu pemberian dari bawahan ke atasan dan horizontal seperti pengusaha memberi dana kepada calon gubernur, bupati dan walikota hingga presiden yang akan bertarung, serta bersifat top down dimana ada praktek menyogok rakyat agar dia dipilih," ujarnya.
Korupsi dalam bentuk pemberian uang atau barang dari peserta kepada wong cilik ini ujar Musni, akan terus marak dalam pemilu 2014. "Bahkan oknum-oknum PPK juga akan disuap untuk mengamankan perolehan suaranya sehingga lolos jadi anggota parlemen," ungkapnya.
Begitu juga dalam Pemilu presiden dan wakil presiden 9 Juli mendatang. pemberian upeti kepada pemilih juga akan berlangsung secara massif dan terstruktur dan tidak tertutup kemungkinan akan terjadinya permasalahan di IT (information technologi) di KPU hingga memenangkan salah satu pasang calon, imbuhnya.
Sementara dari faktor manusia, korupsi biasa terjadi karena bagi wong cilik korupsi dilakukan karena dorongan kebutuhan primer (corruption by need). "Sedangkan korupsi bagi wong gedhe karena serakah (corruption by greed). Contohnya korupsi BLBI yang seolah ditelan bumi," tegasnya. (fas/jpnn)