Tiga Rumah Tuhan Gershom
Oleh Dahlan IskanTahun 1943 Poo tiba di Surabaya. Mencari keluarga jauhnya. Yang sudah lebih dulu tiba di sini.
Lima tahun di Surabaya Poo jatuh sakit. Parah. Seperti tidak ada harapan lagi.
”Teman-temannya membopong ayah ke gereja di Jalan Rajawali. Untuk minta penyembuhan ke pendeta Belanda di gereja itu,” ujar Henoch Soetopo, putra keempat almarhum.
Gereja itu tidak jauh dari tempat Poo tinggal. Di kawasan sekitar Kembang Jepun Surabaya.
Pendeta di gereja itu orang Belanda: FG van Gessel. Yang dulunya pejabat di kilang minyak Cepu. Yang ketika kilang itu dinasionalisasi van Gessel tidak pulang ke Belanda. Pilih jadi pendeta di Surabaya.
Pendeta van Gessel-lah yang membaptis Poo. Ia merasa harus tobat. Masa mudanya telah rusak. Oleh gaya mudanya. Sampai jatuh sakit karena itu.
Akhirnya Poo tekun belajar Alkitab. Sepenuh hati. Totalitas. Sampai bisa jadi pengajar Alkitab. Bahkan sampai mendirikan sekolah Injil di Lawang. Kini dikenal sebagai Sekolah Tinggi Teologi Lawang.
Bahkan di tahun 1957 Poo Guan Sien meninggalkan gereja lamanya. Mendirikan sinode gereja sendiri: Gereja Bethel Tabernakel Indonesia.