Tjahjo: Kada Jangan Tiru Proses Pembangunan Waduk Jatigede

jpnn.com - BANDA ACEH - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengingatkan para kepala daerah untuk benar-benar menyusun program pembangunan yang memiliki efek jangka panjang. Jangan hanya bersifat sementara dan untuk kepentingan politik praktis semata.

Karena menurut Tjahjo, pemerintah sesuai amanat undang-undang memiliki tanggung jawab membawa bangsa lebih maju. Baik dari segi pembangunan, mental maupun sumber daya manusia yang ada.

"Pembangunan harus ada perencanaan jangka panjang. Membangun kawasan ekonomi, industri, atau jembatan misalnya, jangan hanya berpikir pendek. Paling tidak untuk bangun jalan dapat digunakan hingga 50 tahun-100 tahun," ujar Tjahjo, saat membuka Pekan Inovasi Perkembangan (PIN) Desa/Kelurahan Nasional ke-1 dan Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) Nasional ke XVII di Banda Aceh, Kamis (8/10).

Mantan Sekjen DPP PDI Perjuangan ini kemudian mencontohkan proses pembangunan Waduk Jatigede di Jawa Barat. Menurutnya, proses tersebut sebaiknya tidak perlu ditiru, karena terkatung-katung selama puluhan tahun sejak era Pemerintahan Soekarno.

"Contoh (pembangunan,red) Waduk Jatigede. Itu pencanangannya oleh Bung Karno. Pembebasan lahan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan baru kemarin dikucurkan air. Ini harus dihilangkan. Kepala daerah harus punya perencanaan jangka panjang," ujarnya.

Dalam kesempatan kali ini, Mendagri memuji kinerja Pemerintahan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) di bawah kepemimpinan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf. Menurutnya kedua pemimpin tersebut mampu melaksanakan berbagai terobosan pembangunan.

"Gubernur (Aceh, red) akan terus meningkatkan pembangunan rumah sakit untuk melayani masyarakat dengan gratis. Ini contoh perencanaan yang dibangun. Tapi harus diingat kepala daerah tidak bisa melakukan perencanaan serta menyusun aturan yang baik, tanpa ada sinergi dengan DPRD," ujar Tjahjo. (gir/jpnn)