TKW Cantik asal Brebes Terbitkan Novel Kisah Hidupnya di Singapura
Sejak saat itulah, di mana ada Juniar, di situ ada Hairudin. Kecuali, kalau Juniar sedang kembali ke rumah majikannya. Hairudin tentu tak ikut serta.
Nah, di rumah majikannya itulah, Juniar menarik ingatannya kembali ke belakang. Menyusun kata demi kata di layar ponsel. Lalu segera mengirimkannya ke kawan.
Di sela-sela menyapu, mengepel, memasak, hingga sebelum tidur di malam hari. Paling lama, dua jam. Nantinya, kawan itulah yang akan mengedit semua tulisan Juniar.
Anung, nama kawannya. Sama seperti Juniar, Anung juga berkerja sebagai penata-laksana rumah tangga di Singapura. Tapi, jam terbang menulisnya sudah lebih tinggi ketimbang Juniar.
Ia lah yang mendorong Juniar untuk menulis dan menulis. Kalau satu hari saja Juniar tak menulis, ia pasti akan merongrongnya. Hingga akhirnya Juniar menulis lanjutan kisah hidupnya.
"Tidak sulit sih mengedit naskah Juniar. Karena kami mengerjakannya bersama-sama," kata Anung, seusai acara peluncuran novel tersebut di sebuah community centre di Toa Payoh – Singapura, Minggu (8/3) lalu.
Anung mengedit naskah Juniar bersama Ani Kusuma. Ani juga penata-laksana rumah tangga di Singapura. Keduanya tergabung dalam komunitas Pahlawan Devisa Singapura Menulis (PDSM).
"Yang paling sulit sih mungkin pas penggabungan naskahnya. Karena ada istilah-istilah dalam bahasa Jawa, Sunda, dan Melayu," kata Anung lagi.