Tokoh Muhammadiyah Ajak Publik Boikot Starbucks, Nih Alasannya
jpnn.com - Ketua Bidang Ekonomi Pengurus Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas meminta pemerintah mencabut izin bagi Starbucks. Pasalnya, ideologi bisnis jaringan kedai kopi waralaba asal Amerika Serikat itu bertentangan dengan Pancasila.
Saat ini, Starbucks dipimpin oleh Howard Schultz. Di bawah komando pebisnis dari keluarga Yahudi itu, Starbucks terang-terangan mendukung pernikahan sejenis atau lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).
Apalagi CEO Starbucks kelahiran 19 Juli 1953 itu mempersilakan para investor di perusahaannya yang anti-LGBT untuk melepas saham mereka. Anwar menganggap sikap Howard akan menjadi acuan dan pedoman bagi seluruh pimpinan Starbucks di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
"Kita sebagai bangsa jelas-jelas tidak akan mau sikap dan karakter kita sebagai bangsa yang beragama dan berbudaya rusak dan berantakan karena kehadiran mereka," ujarnya melalui pesan singkat kepada JawaPos.com, Kamis (29/6).
Anwar mengaku sulit membayangkan seandainya sikap dan gaya hidup yang mendukung LGBT berkembang di negeri ini. Dia khawatir hal itu akan merusak akhlak dan moral bangsa.
"Untuk itu, mencegah tidak terjadinya hal demikian maka sudah saatnya masyarakat dan seluruh rakyat Indonesia untuk mempertimbangkan langkah-langkah pemboikotan terhadap produk-produk dari Starbucks ini jika sikap dan pandangan hidup mereka tetap tidak berubah," ajaknya.
Lebih lanjut Anwar mengatakan, tak semestinya jati diri Indonesia dipertaruhkan hanya demi mempertahankan sebuah perusahaan berskala global. "Kita tidak mau karena nila setitik rusak susu sebelangga," tegasnya.
Untuk itu, Muhammadiyah mengimbau pemerintah dan masyarakat agar melakukan langkah-langlah dan bertindak untuk menyelamatkan kepentingan bangsa dan negara dengan memboikot produk dari kedai kopi asal AS itu. "Jangan kita biarkan orang lain merusak dan mengacak-acak jati diri dan kepribadian kita sebagai bangsa yang beragama dan berbudaya," pumgkas Abbas.(dna/JPG)