Tombak Versus Tembok
jpnn.com - INI final Piala Dunia pertama Argentina sejak 1990. Namun, lawan mereka kali ini adalah tim yang mengalahkan mereka dua puluh empat tahun silam itu, Jerman.
Ya, Jerman yang menghempaskan tim tuan rumah Brasil 7-1 di seminan. Sedangkan Argentina susah payah mencapai final setelah menang adu penalti atas Belanda. Jadi, wajar kalau Jerman berada di atas angin.
Karena itu, Argentina kemungkinan bakal lebih banyak menunggu bola. Apalagi, lawan mereka adalah raja possession. Selama Piala Dunia 2014, Jerman selalu mendominasi dalam hal passing. Sebaliknya, saat menghadapi lawan dengan kekuatan seimbang, Argentina kerap lebih memilih serangan balik daripada merebut bola.
Pelatih Argentina Alejandro Sabella kemungkinan bakal fokus memperkuat pertahanan yang tampil semakin prima selama fase gugur dengan tak sekalipun kebobolan. Formasi 4-2-3-1 yang biasa dia pakai bisa bertransformasi menjadi 4-4-1 dengan hanya meninggalkan Lionel Messi di depan.
Tapi, dengan formasi duo back four itu, La Albiceleste terancam sulit melakukan transisi. Namun, karakter Messi yang ball winner ditunjang speed dan dribble bagus bisa menjadi pembeda.
Sementara itu, idiom never change a winning team tampaknya bakal berlaku bagi Joachim Loew. Formasi kemenangan yang berhasil membuat mereka mencetak banyak rekor atas Brasil bakal kembali digunakan. Yakni, Philipp Lahm kembali ke bek kanan, Benedikt Howedes di bek kiri, dan duo centre back Jerome Boateng dan Matt Hummels.
Untuk sektor serangan, menggunakan Miroslav Klose sebagai tombak tunggal ternyata sangat jitu. Di belakangnya, tiga pemain visioner bisa dipasang. Yakni, Mesut Oezil, Thomas Muller, dan Toni Kroos. Jika buntu, Muller bisa memainkan peran sebagai pemain serbabisa yang pergerakannya tak terduga oleh siapapun. (aga/ttg)