Tradisi Panen Tembakau Bakal Masuk Agenda Wisata Budaya Jateng
jpnn.com, BOYOLALI - Tradisi tungguk tembakau di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali digadang-gadang bakal masuk ke dalam calendar of events wisata Jawa Tengah. Sebab, tradisi yang digelar saban menjelang panen tembakau itu sarat pertunjukan seni budaya yang layak dijual untuk wisatawan.
Ada rangkaian ritual dalam tradisi tungguk tembakau. Dari memetik 16 helai tembakau oleh tokoh masyarakat, arak-arakan gunungan hasil bumi, hingga pertunjukan tari dengan iringan musik etnik.
Semua warga setempat nyaris ikut serta untuk merayakannnya. Yang tak kalah menarik, hampir setiap rumah menyuguhkan makanan dan minuman gratis seperti nasi bungkus, aneka gorengan, teh hangat, hingga jahe hangat.
Rangkaian tradisi itu dikemas menjadi festival. Bahkan telah mendapat dukungan dari Dirjen Kebudayaan.
"Sudah ada dukungan dari Dirjen Kebudayaan. Kalau bisa dikemas lebih bagus, bisa jadi masuk dalam kalender event pariwisata," ucap Gubernur Jateng Ganjar Pranowo ketika menghadiri tradisi tungguk tembakau, Kamis (3/8).
Gubernur yang mendapat julukan Senopati Tembakau itu dipercaya petani setempat untuk melakukan ritual memetik 16 daun tembakau. Hal itu sebagai simbol awal panen tembakau.
Sebelum panen raya dilakukan, Ganjar berpesan kepada para petani untuk segera berkomunikasi dengan pabrik rokok terkait penjualan tembakau. Hal itu untuk menjaga agar harga tembakau dari petani tidak anjlok.(sm/amh/ton/JPR)